img Godaan Liar Sang Ustazah  /  Bab 5 Godaan - 5 | 71.43%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 5 Godaan - 5

Jumlah Kata:1551    |    Dirilis Pada: 23/04/2025

n, langkah Riana terasa berat ketika melewati pekarangan rumah. Tak ada suar

a napas panjang. Jemarinya lemas membuka kerudungnya, menjatuhkannya begitu saja di atas ranjang, lalu dudu

ak juga untuk mengadu nasib tentang derita batinya. Ia tahu, Bah Duloh bukan kya

alam. Riana bermaksud mendatangi Bi Yati k

dapur dan masuk perlahan karena pintunya tidak terkunci. Saat berada dalam dapur, sekujur tubuh Riana s

g penuh gairah dan vitalitas. Tidak kasar, tidak liar, tapi penuh kendali dan keyakinan. Bahkan

a tak bisa berpaling. Ia menyaksikan adegan itu sampai selesai, sampai Bi Yati terkapar di lantai dan Bah Duloh berdi

yang ia kira hanya hidup dengan tenaga sisa ternyata menyimpan sesuatu yang membuatnya penasaran. Bahkan Bad Duloh sangat pandai

ama dengan milik Arga, suaminya, tetapi keperkasaanya jauh berbeda. Raiana bahkan masih bisa

a...?" bisik Riana saat

embuatnya gelisah. Bukan cinta, bukan nafsu sepenuhnya, tapi sebuah dorongan kerindu

il menunduk, menekan dada dengan

gitu akrab di kehidupan rumah tangga Riana dan Arga. Bahk

u. Ia sudah bekerja di rumahnya hampir tujuh tahun, sejak Riana dan Arga menikah d

wajah yang tetap manis meski keriput mulai menjamah ujung-ujung mata dan sudut bibi

eratus meter di belakang. Cukup dekat untuk bisa dipanggil saat subuh, namun

genap warga desa. Lelaki keriput berambut putih itu masih terlihat gagah dengan kulit

an dan jarang terlihat keluar rumah, kecuali ke ruamh anak atau cucunya. Semu

a dan Riana. Ia adalah orang pertama yang menyambut mereka ketika

enguasai tanah, Bah Duloh justru membela mereka habis-habisan. Ia mengajak warga lain berpi

sendiri. Bagi mereka, Bah Duloh bukan cuma mitra tani, ia semacam jimat kampun

antal. Pikirannya melayang-layang, mencoba meredam gejolak yang sedari tadi menggunc

man depan. Deru mobil berhenti, disusu

a, aku pulang

eng dan manja. Riana berdiri pelan, berjalan ke amb

dari mobil. Sementara di sampingnya, Bi Yati ter

ati sambil tersenyum pada Dodi. Suaranya t

s tak masuk akal. Ada jeda sejenak sebelum ia kembali du

bergetar dalam dadanya. Nama yang dulu begitu hangat, penuh h

odi dari luar. "Baru mau pulang katanya, ta

terkekeh. "Umur boleh senja, tapi gairah dan tenag

Riana. Di kepalanya, kata-kata itu terpantul-pantul seperti

sendiri maknanya. Bukan lagi sekadar soal mengangkat karung atau mencangkul sawah. Tapi tentang malam itu

ap pelipisny

sudah diketahui olehnya. Masih bersikap biasa, bahkan seolah seng

bahan untuk makan malam. Suara dentingan panci dan sendok terdengar beriri

eluknya Raisa yang langsung bercerita tentang tugas sekolah, sementar

irinya ingin menepis semua yang dilihat dan didengar. Tapi sebagian lain

mikirkan tentang

bersama Arga, pria yang dulu membuatnya yakin untuk me

luas sebagai sosok yang sukses luar biasa di bidangnya. Bersama, mereka mem

n. Sosok religius yang disenangi banyak orang. Meski bukan seorang guru ngaji

yak orang merasa segan sekaligus nyaman di dekatnya. Sementara Arga, dengan kepemimpinan tegas nam

ikan. Ada mobil, motor pribadi, serta puluhan karyawan, baik pria maupun wanita, muda dan tua, yang bekerja di bawah naungan mereka.

nya Rayhan mulai belajar mengeja di PAUD. Keduanya tumbuh dalam limpahan kasih sayang, bukan hanya dar

i terlihat loyo. Hubungan mereka mulai terasa dingin. Bukan karena pertengkaran, tapi karen hampa. Arga mulai menghindar

an alternatif dari dukun kampung. Tapi hasilnya nihil. Arga

inya dengan cara mengindar berinteraksi dengan Bah Duloh, Dodi atau lelaki lain yang bisa

na dia makin sadar jika godaan

*

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY