unglai. Di hadapannya ada jasad orang
memegang kedua bahu Aileen. Wanita tua itu memeluk keponakannya dengan senyum mi
a datar. Liana berdecak dan melepaskan peluk
i saudaranya itu sangat terpukul sampai tak mampu lagi
tidak perlu khawatir." Gadis it
laupun sang paman bisu, Aileen bisa tahu bahwa wajah iba yang pamannya pancark
ra pemakaman kedua orang tuanya. Saat tandu mayat
bi-
ama dan Layla jadi tontonan saat dimakamkan, kan?
n menatap bibinya heran. Apala
hadir di sana mem
enar. Aileen sedari tadi hanya diam d
ujung bajunya sembari menunduk. Liana terse
f atas ketidaks
keadaan keluarga kalian saat ini. Maafkan kami
p resah pada orang yang berbondong-bo
en bergeming. Ia meringis pelan karena Liana mer
enarik tangan Liana yang langsung
nnya ditahan oleh Liana. Ia diseret masuk k
, sak
a perutnya mengenai ujung meja. Gadis itu meringis sakit
harta orang tuamu, saya yan
an bersama orang tuanya, ia mampu mendengar suara sang bibi yang tengah berbincang deng
elum mampu mengatur keuangan keluarga, harta
yang tajam jika harus mendengar
u beristirahat. Besok kam
yang perlahan mengeluarkan darah. Gadis itu mengambil gunting dan menggunting
ri sini. Dari perbincangan sang bibi, Aileen tahu bahwa Liana tak a
isa kabur lagi. Aileen hanya perlu
*
memfokuskan diri agar mampu mendengar suara yang jauh darinya. Ia ke
kamar setelah Liana mengatakan rencananya itu. Dengan perla
. Jika Liana saja tega terhadap dirinya, ia pasti tidak akan sungkan
sad orang tuanya. Ia mencoba menguatkan diri agar
gis sekarang. Ini bukan wakt
asa lagi karena dadanya yang sudah semakin sesak. Gadis itu meringkuk sebentar, menutup m
jangan pernah mencoba untuk mengakhiri hidupmu. Ayah tidak ingin, anak ayah ini putus asa hingga mengakhiri
asih ia ingat jelas. Aileen tersentak dan terdu
pa ia tak mendengar suara langkah kaki. Aileen mem
n, membuat Aileen membuka mata
n diam. Ia menggerakkan tangan selaras d
lalu bekerja sama mengangkat dan menaruh jasad itu ke dal
" Endy hanya tersenyum mengisyar
ng kecil. Banyak penjual serta wanita berpakaian seksi berkeliaran di sekita
ya. Lelaki itu kemudian mengetuk pintu sebuah ruma
ap Endy. Ia lalu memeluk End
ia itu sembari menatap Aileen iba.
petak tanah saja." Aileen berucap singkat. E
n rumah dulu untuk
awa jasad kedua orang tuanya. "Paman, tidak usah khawatir. Aku baik-bai
tanah bisa dipakai untuk menanam dan juga membangun rumah. Ji
diri dengan berladang seperti usaha ya