tadi. Aileen juga sudah bertanya beberapa kali. Namun, pria itu ta
ah selesa
a menatap pada Luke yang duduk di sana. "Anda s
ari tadi, tapi pria itu bahkan tidak bergerak dari sana
an sar
ciuman mendadak tadi. Akan tetapi, saat melihat wanita itu men
engenakan apa pun sekarang. Namun, Aileen merasa itu biasa-biasa
Jangan memandangi saya sep
memberikan jempol tepat di wajah Luke. Ia lant
Sarungnya nanti simpan saja di pinggir sungai.
ngintip untuk meliha
pa ekspresi. "Anda ingin s
miring, "Memang
itu sudah tak mempan dengan tatapan intimidasi
di bawah pohon rumahmu. Apa itu tumpukan sampah yang terku
mertuamu
Aileen sedang mandi saat ini. Keningny
nar
aban Aileen. Selama ini Aileen ting
dia kirim ke rumah bordil. Mayat yang masih baru, serta
ayat orang tuanya. Bibinya itu sudah merampas harta mereka, dan saat mati pun ingin menjual organ mereka
nggapi apa. Ia memilih bersandar di batu m
ana kea
enung. Entah keadaannya bisa dibila
am, punya ba
baru ia temui, kenapa bisa
uga sep
benarannya. Ia dan Aileen memiliki luka masing
yang diletakkan oleh Luke dan memakainya. Kini di hadapa
maju selangkah dan menaruh kepalany
saja ia tahu bahwa bibi Aileen sangat kejam. Merebut harta, mencoba
di bahu Aileen. Mencoba meredakan
tapi ternyata cukup perhatian." Aileen men
an." Wanita itu t
*
anya kembali ke rumah. Aileen masuk da
ada hanya makanan tadi siang. Da
dan duduk di sana. Ia menunggu Ail
rgai Aileen, ia tetap memakannya. "Anda keliatan kebe
Walaupun kelihatan dingin dan mengintimidasi, wanita itu tahu sisi Luke yang
ah dipasangi kelambu. Mengingat hanya ada satu ranjang kecil s
unya sempro
ada,
lam kelambu. Ia meletakkan bantal g
bisa tidur dengan mema
, ia merasa lega. Pria itu membaringkan diri dengan posisi
mat m
dak bisa
embuka matanya.
menggantung
Karena pria itu tinggi, ia bahkan ta
kkan kaki Anda di
a kaki Aileen. Dari belakang, ia memperhatikan leh
ratkan kecupan di leher Ail
da-
sss
elakukan hal yang tak terduga lainnya. Setelah
*
Matanya beralih pada Luke yang memeluknya er
elimut, ia tahu bahwa pria itu sepertinya ke
Luke melepaskan pelukannya. Namun, nihil. Pria itu malah semakin men
ilnya dengan berbisik
mencekik wanita itu. "Ukhhh!" Ia tersa
an ranjang. Menjauh dari Luke. "Anda ... mencoba me
rusnya Aileen yang sulit bernapas sekarang, tapi kenapa pria itu
ajah tertunduk L
yang mencoba membunuh Anda di sini," tutur
u waspada bahka
b pertanyaan Aileen. Ia kembali menutup mata, meninggalkan wan
sa saja melayang kapan saja. Pria itu sudah dua kali men
mbeli kelambu, kasur serta bantal
n dicekik saat matanya tertutup. Wanita itu tetap bertah
annya saja sudah sangat repot. Apalagi menj
empurna. Aileen mengumpati pria itu. Ia tak bi
mu ingin membakar saya dengan la
a bisa tidur di samping orang y
emaksa kamu u
but pria itu. Namun, ia tahan sekuat tenaga. Wanita itu mem