n hati Nadira. Langkahnya membawa dia ke tempat yang paling ingin
bunya, seorang wanita keras dengan prinsip bahwa hidup hanya akan berpihak pada mereka yang pandai memanfaatkan kesempatan, pernah
rserakan di hadapannya, menyisakan kenyataan pa
ngetuk. Tak lama kemudian, suara langkah kaki terdengar dari dalam, lalu pintu terbuka, memperlihatkan so
ibunya datar.
oba menahan air mata.
ak berubah. Bau kayu tua dan aroma dapur yang lembap masih menyelimuti u
an pucat?" tanya ibu
rih, hampir tak terdengar. N
pa
uh... menjebak bosku. Tapi itu tidak benar. Aku dijebak seseorang
irnya berkata dingin, "Bosmu itu..
ngangguk
napas. "Jadi...
cambuk yang mencabi
ukan, dipecat, dilempar uang s
na yang tak sempurna. "Kau mungkin tidak sengaja, tapi Tuhan sudah beri jalan.
gemis pengakuan dari pria ya
las ibunya cepat. "Atau kau mau anakmu lahir t
rus bekerja jadi pelayan, aku akan membesarkan anak ini dengan tanganku sendiri. Tapi... aku juga tidak
angan yang agak berbeda-bukan penuh perhitu
sudah tahu ia tidak akan bisa langsung bertemu Elvano. Tapi ia tahu siapa yang bisa membantunya: Arya, as
Arya keluar, seperti biasa deng
sapa Nad
a membesar. "Nadira? Ya T
as dendam. Aku hanya ingin bertanya satu hal-dan
mengangguk. Mereka pindah ke
ucap Arya. "Tapi waktu itu... aku yakin kau tidak
tidak ingat apa-apa. Tapi seseorang menjebakku, Arya. Ada y
atakan banyak, tapi aku tahu malam itu ada seseoran
enegang.
i Pak Rendra, salah satu pemegang saham. Dia... punya hub
antik, ambisius, dan selalu memandangny
au ingin mengungkap semua ini... kau harus siapkan
datar. "Bukan hanya aku yang harus kulindungi sekarang. Tapi an
mulai berubah. Di balik kulit pucat dan mata yang kelelahan, ia m
lagi k
lagi b
n kebenaran-meski harus berhadapan denga
akan datang lebih cepat