embesar. Angin seolah membisikkan rahasia kepadanya, akar-akar menjulur seolah hendak menggenggam langkahnya, dan sinar b
ene.
. Ia melangkah pelan ke arah perempuan yang kini duduk di atas batu besar, tubuhnya gemetar bukan k
tubuhmu beru
esan bulan sabit. Pandangannya lebih tajam dari biasanya, telinganya bisa menangkap desah nafas hewan dari kejauhan
i matanya. "Kau mulai mendengar suara-suara. Bisikan. Mimpi-mimp
nulis di tanah; "Aku takut me
g dunia lama ingin bangkitkan. Kau bukan hanya manusia. Kau bukan
anya memantulkan cahaya, tapi menyerapnya. "Dan itu... b
huni roh-roh leluhur klan Blackthorn. Darius tahu waktunya sudah tiba-Selen
ini berdiri di sisi Darius. "Jika kau mampu bertahan sampai mat
daunan suci mengepul. Kabut memenuhi udara. Dal
tu berbaju putih, satu berbaju hitam. Yang putih berkata, "
?" tulisny
"Kau adalah pilihan yang ak
eemasan. Dunia terasa berbeda. Ia bisa mencium emosi. Bisa melihat
ucap Darius,
is: "Tapi ak
ipis. "Dan itu yan
-
i jejak serigala, cara mendengar nada dalam lolongan malam. Mereka sering berbenturan. Tidak hanya secara f
ucap Darius satu malam. "Serigala di dalammu
s; "Aku tidak rapuh. Aku hanya bela
ia ingin menjawab-dan aku sedang belaja
-
a berlari ke hutan, mengikuti suara yang memanggil nam
lamnya, ukiran kuno menceritakan legenda Ratu Ser
ya sendiri," ucap suara parau dari bayang
Atau dunia akan me
Ia mencintai Darius. Tapi dunia tidak butuh
elah menunggunya. Wajahnya keras. "Kau
lengannya sendiri: "Aku tak se
Menyentuh wajahnya. "Kau membuat segalan
Selene. Bukan sebagai pemimpin. Tapi
-
a bukan ta
anpa sebab. Dan seorang anak kecil dari desa ditemuka
tulis Selene ketika me
satu darah ratu yang terbangun. Mungk
utkan-anak itu keturunan campuran dari garis Blackthorn dan kl
n menerpa rambutnya. Ia memejamkan mata,
belakangnya. "Ap
s di angin: "Aku mendengar m
-
kenangan purba yang belum terucap. Selene berjalan pelan melewati hutan di pinggir desa, ditemani Elara dan dua penjag
ta Elara pelan. "Di sanalah semuanya bermula. Jika memang ada yang
sekeliling, dan tiba-tiba, matanya b
mbeku membentuk simbol bulan terbalik. Di tengahnya, seorang wanita berselend
p secepat datangny
entah sejak kapan sudah
penuh tekanan. Selene mengangguk, lalu menarik
itam tak mati. Dia... menya
celos. "K
lu kata. Tidak perlu sumpah. Hanya
ersembunyi yang dijaga akar pohon raksasa. Di sana, Selene menyentuh dinding batu-dan bayangan kembali
ari pendeta perempuan terakhir klan Bulan
suatu berdenyut dalam tubuhnya. Kekuata
sudah berwarna abu kelabu, pertanda buruk yang hanya dimengerti para tet
g murni," katanya. "Tapi tampaknya... kau
ya ringan, seperti dituntun kekuatan tak terlihat. Di dal
ius. "Ia dihancurkan oleh lelu
nnya menghilang. Mata patung menyala lembut. Dan Selene te
n. Tapi pintu. Dan kau..
uhnya gemetar. D
tanyanya. Selene men
. Tapi... dia bukan jahat. Di
iang dan malam, serigala dan manusia. Tapi luka yang diwar
-
perubahan tubuhnya. Instingnya tumbuh, tajam seperti mata panah. Ia bisa
kuat. Suatu malam, ia tak sengaja mencakar lengan Elara
ali," kata Elara, menahan perih tanpa amarah. "Klan ki
, menggenggam tangannya. Telapak tangan mereka bertemu hangat,
lama aku hidup... kau tak
ri-jarinya. Tidak dengan ketakutan. T
-
Salah satu tetua mati dalam tidurnya. Lidahny
ngkhianatan. Diamlah
e berdiri di tengah alun-alun
Tapi aku tak akan bun
gguncang jiwa semua yang melihat. Bahkan Elara ya
ah tiba. Bukan hanya sebagai gadis bisu
takut. Tapi karena rasa hormat. Kepada yang tak
elap, Luca tertawa. "Ratu mulai bangkit.
ndang hitam berdiri diam. Neriah...
n sudah dimulai. Bukan tentang kekuasaan. Tapi te