perang. Darius berdiri di atas menara batu, matanya menelusuri cakrawala yang diliputi bayang-bayang merah muda. Angin memb
kau mera
. "Mereka datang dari arah
gagang pedangnya.
a buas yang konon menolak hukum ikatan, menolak sumpah, bahkan menolak bentuk manusia. Me
h yang hilang kontak: desa sebelah timur, pelintas sungai, dan suku penjaga akar. Selene
aligus," kata Elara. "Satu dari Luca.
kulit kayu; Apa ya
pelan, "Mereka tidak ingin apa
, mereka tidak menyerang, tetapi menangis. Mencakar tanah seolah mencari sesuatu yang hilang. Ketika ia terbangun, tubuhnya dingin
apnya pelan. "Mungkin... mungkin mereka adalah bayangan
tuk menyerang, tapi untuk mengerti. Darius membawa lima orang pengintai terbaik, d
embunyi terowongan. Di dalamnya, ratusan anak-anak muda yang dirantai, yang sebagian masih hidup, sebagian tel
mata kuning menyala menggenggam tangan Selene. I
perang. Tapi kami tid
rannya, Aku tahu rasanya.
res, bukan Luca, bahkan bukan kutukan leluhur-tetapi narasi siapa yang disebut musuh, dan
memilih mati di tempat. Tapi dalam diamnya, Selene mendengar satu
Elara yang cemas. "Apa kalian gila? Memba
ak menyembuhkan luka dunia ini, kita ha
tanah; Jika kita ingin hidup, kita harus
melihat tahu badai akan datang. Dan di kejauh
sesungguhnya...
-
a suara lolongan kembali mengiris udara. Tapi
ius berdiri di menara penjagaan, mata menatap horizon yang jauh dan kelam. Sementara Selene duduk bersila di antara
tang," bis
kin ini ide bagus? Mereka bukan s
ti Selene. Sama seperti kita, han
mua korban bis
nya tajam. "Maka kita akan
ua digunakan untuk memperkuat anak-anak itu. Beberapa tetua mulai menyanyikan lagu-lagu pelindung, m
ih setengah berubah-tubuhnya mulai ditumbuhi
, lalu menulis di tanah; Kau tida
enggam tangan Selene, seakan menggenggam sa
t darurat di rumah utama klan. Para pemimpin tu
orang pemimpin. "Mereka menghancurkan
a menuju ke sin
bertarung?" tan
Bahwa yang tertindas bisa bangkit. Bahwa anak-anak
menggeleng. Tapi tidak ada y
a berjalan sendirian, tapi tidak merasa sendiri
isu. Tapi siapa yang kau pilih aka
ra itu dari dalam. Dari darahnya. Dari bu
kisan dinding yang menggambarkan dua sosok perempuan: satu bersayap cahaya, satu
t. Ia melihat kilasan: dua ratu, dua takdir. Dan
i ke desa, Dar
tu di dalammu sedang bangun. Tapi
kehilangan diriku, jangan
kau tersesat, aku akan mencarimu. Sampai
Kabut tak biasa turun dari bukit. Dan
, cakar panjang, mata merah tanpa jiwa. Mereka bukan hanya serigala buas. Mereka ad
ne berada di tengah, memanggil kekuatan dari darahnya. Ia tidak menjadi serigala. Tapi tubuhnya bersinar.
pur di sisinya. Dengan kekuatan setengah
ar urat-uratnya. Ia melihat The Vultures tidak hanya sebagai musuh, tapi seba
ala betina yang besar dan putih. Di matanya, untuk pertama k
ng. Tubuh-tubuh berserakan. Tapi tak ada sorak. Han
luka tapi matanya terang. Ia menulis d
belakangnya, muncul sosok lain-perempuan, mirip Selene, tapi
i satu ratu. Dan malam