img Roma Menyimpanku Untukmu  /  Bab 3 Meja Penuh Debu | 50.00%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 3 Meja Penuh Debu

Jumlah Kata:1603    |    Dirilis Pada: 18/05/2025

ang Tida

m abu kebiruan dan jaket tipis berlogo kecil di dada kiri. AC lobi menusuk, tapi ID card sement

lift berdenting pelan dan pintu terbuka, Ruth melangkah masuk bersama tiga pria berdas

diam di sudut lift, merasa seperti core

ai e

ana steril lobi. Lorong itu lebih sempit, dengan karpet bermot

yang diselotip sembarangan. Beberapa tulisan miring, beberapa ditimpa de

ut

a sekitar lima puluhan dengan kacamata besar dan rambut di

a,

k, dekat lemari abu-abu. Jangan ganggu printer. Jangan aj

gguk cepat.

n. Ada laporan mitra, memo internal, dan beberapa catatan tangan. Sebagian berbahasa Inggris

k rapi, lainnya penuh coretan, bahkan ada yang ditulis

it. Latar belakang saya sastra. Tapi saya terbiasa m

ng menilai apakah manusia bisa

dari tanggal akhir, kau bisa mulai. J

sempit, di pojok, dengan komputer model dua tahun lalu-cukup cepat kalau tak membuka lebih dari

eperti sedang mengeluh. Di atasnya tertempel stiker kecil: "

uliskan: "Jangan pakai kursi i

ga bikin meri

gup mulai tergantikan oleh fokus. Tangannya mulai menelusuri baris-baris teks, mencocokkan judul, menyusun ulan

g lain. Tapi bagi Ruth, ini berar

hanya tempat arsip berdebu, bisa jadi adal

ang Berbica

mengomentari setiap gerakan yang ia buat. Di layar komputernya, file digital proyek sosial 2019 masih terbuka. Ia baru menyelesaikan menyocokkan tig

menderu, lalu berhenti tiba-tiba sepert

" kata suara d

oral yang tidak masuk akal untuk suasana kantor muncul dari balik rak

au mencoba memaksa dia kerja sebelum jam sepuluh, dia

, mencoba memastikan

gal. Meja ketiga dari ujung, dekat kipas angin

a ragu. "Baru

las kopi permanen. Itu sepert

rsenyum

mu menyortir file oranye, tolak. Itu kode untuk arsip korup-dokumen p

a. "Aku sedang menge

gkat alis. "K

ata map. Ia mengenakan headset besar dan mengetik dengan ke

ut jadi staf tetap, tapi lebih suka jadi freelancer karena katanya gajinya le

tanpa senyum. "

" sahut

.. manusiawi. Ada sistem sosial, ada humor dalam kelelahan, dan ada semacam ironi

uter Ruth. Subjeknya: [Pengingat R

pa dibuka, nama itu saja cuk

au kau dapat email dari nama itu, artinya kau baru saja

email itu den

ndek. Teg

Divisi D

ian halaman di lampiran E. Mohon perik

.B

th kembali menunduk dan mulai me

u hari

m radar orang yang palin

n Tatapan

sional. Bau kertas lama bercampur kelembapan tipis menguar dari lemari logam penuh map berlabel kusam.

rapa berkas sudah ia temukan. Tapi halaman-halamannya... berantakan. Urutannya melompat dari 3 ke 7

sun ini?" gumamny

lusuri satu demi satu dengan teliti. Meskipun tak pernah belajar audit secara resmi, ia tahu cara membaca struktur tulisan

gar suara pintu

erpikir itu Leo atau Marina. Tapi langkah yang mas

ul dalam bingk

Boas

ali ini dasinya longgar, dan satu tangan memasukkan ponsel ke saku d

u laci, dan mengambil satu folder kuning tanpa terburu-buru. Hening. Hanya suar

us menyapa. Mundur. Atau pura

um berbalik, matanya menoleh.

ni leb

asa ingin tahu... atau mungkin pengamatan. Ia melih

" suaranya d

Saya... baru diberi tugas

ji. Tidak mengkritik. Hanya mencat

itu sebagai referensi. File digital banyak kesal

cepat. "Baik, Pa

un ke jemari Ruth yang sedikit kotor karena debu. Ia tid

ar tanp

terasa sedikit lebih berat.

emuan itu membuatnya merasa... bukan hanya dil

kin

i n

ng dingin ini, itu adalah awal dar

si, dan Satu

di samping map audit 2020 yang sedang ia rapikan ulang. Printer Dino-entah kenapa-berhenti mogok be

ongok dari

hidup," katanya pela

m Ruth. "Mungkin in

muanya mendadak terasa lebih... nyata. Ia menyentuh jemarinya sendiri, noda debu ma

i plastik bening pemberian Leo ya

hangat yang menenangkan. Kadang, satu roti sederhana bi

biasa-dan sebelum mulai mengetik kembali, ia

han. Hari kedua? Kit

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY