img Roma Menyimpanku Untukmu  /  Bab 2 Pintu yang Terbuka | 33.33%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 2 Pintu yang Terbuka

Jumlah Kata:2667    |    Dirilis Pada: 17/05/2025

Belum Siap

ur, hanya bahwa bantal alpukat bernama Signor Avocado lebih nyaman dari yang

. Kantor ini akan berubah jadi

k berat. "Apa... sekarang?" Ia

ntor berdatangan. Percayalah, aku pernah coba,

berdiri perlahan. "J

buka 24 jam di belakang Termini. Bukan bintang li

. "Kau serius? In

dang dan mengambil keputusan impulsi

eluk ranselnya erat-erat, sementara Leo berjalan santai dengan dasi melambai ditiup angin.

kecil bertuliskan Hotel Miro. Seorang pria paruh baya berdiri di balik meja

lam?" tanya

uang ke meja dan mengambil kunci kamar. "Aku y

Ia menerima kunci, mengangguk pelan. "Terima kasih, Leo. Untuk se

g. Aku hanya mencurigak

ang tidak terlalu gila-atau terlalu gila, tergantung dari mana kau melihatnya-datanglah ke kan

ga. "Apa ini jebakan

Salah satu manajer. Bilang saja kau ke

"Terima kasih... Leo. Untuk roti. Untuk

erlambat. Dan jangan pakai parfum menyengat.

, tapi bersih dan hangat. Ia menaruh ranselnya di pojok, men

ar-benar istirahat. Di kota asing yang keras dan tak berjanji apa pun,

alnya belum sepenuhnya hancur-setidaknya tidak malam

alam, membawa bantal alpukatnya dan satu le

keemasan yang tidak menghangatkan apa-apa. Matanya masih berat, dan tubuhnya terasa seperti belum sepenuhnya percaya bahwa

suara shower bocor, langkah tergesa di lorong, lalu batuk parau dari seseorang yang tampak

layak pakai. Di hadapannya, cermin kecil menggantung miring di dinding. Ia menatap dirinya sendi

lan. Tak ada jawaban. Tapi ia tersenyum

nyah-dan segelas kopi instan yang terasa seperti air bekas rebusan kaus kaki. Ia duduk sebentar di kursi pl

rang yang pernah ia temui, yang tetap h

tel. Udara pagi di Roma masih menusuk, tapi lebih bersahabat daripada kemarin malam. Kota itu hidup dengan ritme cepat:

n, mengambil kartu nama yang diperolehnya dari

k di atasnya terbaca jelas: ROMANO GROUP. Bangunan itu memantulkan cahaya pagi seperti menantangnya

ginjak genangan kecil. Tangannya menggenggam tali ransel yang sa

n pulang. Jadi ia mendorong pintu

ke dalam g

hidup yang sam

ing Bern

ang museum yang terlalu steril untuk disentuh. Lantai marmer mengilat menyambutnya dengan pantulan siluet dirinya yang tampak k

esepsionis tempat seorang wanita berblazer abu-abu menge

rlo Ferrini. Ini..." Ia menyerahkan kartu nama dari Leo. "Saya

lalu menekan tombol interkom. "Pak Carlo,

mping. Wajahnya datar, matanya tajam dan penuh kalkulasi. Carlo Fer

ss.

uth Elar

Ikut

u putih dingin. Ruth melirik ke cermin yang memantulkan wajahnya sendiri-lelah tapi teguh.

sambil duduk di belakang meja dan membuka laptopnya. "Tapi jika

ih," ucap Ruth jujur. "S

berapa detik. "Apa

tifikat kelulusan dari universitas kecil di luar kota. Ia bahkan menyelipkan surat penga

Lulusan sastra. IPK cukup baik. Pengalaman k

dia, termasuk bagian kebersihan," sambung Ruth. "

ingkatmu ini, kau tidak cocok untuk bekerja di bagian

kit, kecewa, tapi

ga. Banyak laporan fisik dari proyek CSR dan dokumen audit yang perlu disortir ulang d

jahnya. "Saya bisa

"Satu hal lagi. Leo bilan

ak tahu apakah itu puji

e Ruth. "Kau bisa mulai besok pa

lah kertas di dalamnya bisa berubah menjadi sesuatu yang tak nyata kalau d

... ia tak pernah menyangka har

ih dari sekadar formalitas. "Terima

berdiri di sana beberapa detik setelah ruangan kosong. Napasnya sedikit berget

kerjaan

pintu

th, ini lebi

.. a

memandangi kursi kosong, meja kerja, dan formulir di tangannya seperti seseorang yang baru saja

ras padanya. Dunia rasanya tak pernah memberi sesuatu tanpa mena

n kolom terakhir, pi

map di satu tangan, dan-seperti biasa-kant

antara senang dan heran. "Aku kira kau akan menganggapk

up sering lari. Mungkin sekarang wak

erti kakak kelas yang anak didiknya baru lulus orientasi. "Kau cocok di sini. K

Ruth sambil menyandark

Aku warna magenta terang berca

ertawa

hat seorang pria tinggi, wajah seperti pahatan Dewa Yunani tapi matanya

membaca sedikit tentang CEO Romano Group semalam

ui jawaban kuis. "Tepat. Dia penyebab m

enyutradarai adegan dengan

orong t

terdengar ritmis. Dingin

ngsung

ke arah mereka. Wajahnya tajam dan simetris, dengan ekspresi datar yang tak memberi

Boas

m diri Ruth seolah menahan napas. Ada sesuatu di matanya-entah keham

ludah. "Dan.

ria itu membuat dunia sekitarnya menjadi... sunyi.

tor ini. Baru saja mengis

ungkin telah menabrak takdir yang jauh l

an Pe

ur detaknya mengikuti pria yang melangkah. Ruth baru saja keluar dari ruang HRD setelah menyerahkan formulir

muncul di sisi loro

atanya membulat seperti baru melihat

itam tersisir rapi, bahu tegap, wajah yang nyaris terlalu simetris untuk disebut manusia biasa. Ia tak berjalan cepat, tapi langk

Boas

tidak ada artikel atau foto yang mampu menyampaikan aura pria itu dengan benar. Ia tidak karismat

mereka be

seolah menolak. Mata Luca singgah di wajahnya, hanya satu detik, tapi cukup lama untuk

as dalam keheningan itu-ketegangan yang hanya dipahami oleh dua orang yang tidak

ua staf muda di belakangnya membawa tablet da

i pria itu benar-benar

nah lihat satu intern pingsan setel

menatap tempat kosong tempat Luca

sanya dia benar-benar melihat aku

a. "Dia nggak sering melirik siapa pun. Bahk

unia kantoran ini terlalu besar, terlalu asing. Tapi ada se

g nyaris menghilang dari pe

gam dan Uku

Leo melewati lorong lain yang lebih sempit, menuruni dua anak tangga menuju bagian "internal logis

rempuan berkacamata dengan clipboard m

tanyan

Elara

asi arsip. Penempatan: lantai enam. Jadwal kerja: 08.30 samp

hampir habis. Setiap goresan terasa seperti perjanjia

tanya si wanita

pi kadang M. Terga

nempel ke dinding. Ia mengambil dua pasang seragam sederhana berwarn

ba di belak

n, mengawasi sambil sesekali memainkan ID card di

aketmu agak sempit, jangan ditukar. Itu artinya kau terlih

ik tirai. "Kau tahu semua t

sis deadline. Aku punya waktu untuk meng

ski sedikit longgar di bahu. Tapi setidaknya bersih, rapi, dan untuk pertama kali

g berisi dua pasang seragam cadangan, I

," ucapnya sambil mengalihkan pandangan ke layar komputer. "Jang

meluk tote bag itu seo

jalan ke arah pintu keluar belak

ernama Giorgio. Jangan tanya yang lain.

cat

dan tote bag, Ruth tahu satu hal pasti-beso

as jalan atau penump

g akhirnya mendapat satu t

u, ia akan melihat dunia dengan c

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY