Bertah
belakang mejanya sambil membawa papan whiteboard kecil, spid
matis, seperti mata-mata yang baru ke
ya. "Kau... b
Aku akan menyel
sen tamu yang terlalu antusias. Ia memajang whiteboard di dinding dan mulai menggam
oup: Versi Lantai Enam dan Sebagian Lima.' Materi ini bersifat ra
yang memberi anggukan se
gerikan. "Jangan. Masuk. Lift. Emas. Itu lift-nya Luca Boas Romano. Hany
npa senga
n berakhir jadi suara bisu di d
wa. "Baikl
cobaan sains. Tak seorang pun tahu siapa yang pertama membuatnya, tap
sticky note imaji
hantu. Tak ada yang tahu kenapa kursinya selalu kosong, tapi kalau kau duduk di sana, kau ak
di sana. Sekarang dia jadi penyusun notulen permanen di
ramatis. "Kami d
tawa mak
nehan itulah, Ruth merasa diterima. Tidak dituntut
paling nyaman untuk orang-orang y
ing tak bisa diandalkan... yan
n Kehidupan
i bagian ekspedisi. Tangga belakang lantai enam memang disarankan u
diri di depan lift utama,
engilap dengan panel tanpa tombol fisik, hanyabermaks
n bunyi denting manis dan lantai di da
kah kecil
a
VIAN
versi opera. Ia muncul dari arah lorong membawa map
MASUK KE TEMPAT YANG...
"Aku... cuma...
tkan anak ayam dari kolam lava. Ia mendesis se
paling potensial. Dan satu-satunya yang
keh. "Kau
Kalau kau sampai masuk dan pintunya menutup... bisa-bisa kau langsung sampai lantai CEO tan
tertawa
menggunakan tangga
pergerakan aneh. Ada orang-orang yang selalu muncul di jam tertentu lalu menghilang tanpa suara. Ada ruangan dengan pintu terbu
unya kehidup
gkin adalah versi pali
g Tidak A
ke mejanya, masih tertawa pelan membayangkan
ikan dua folder audit hari ini, dan tinggal satu map
Ruth mencocokkan dengan dokumen fisi
agraf tambahan: deskripsi kegiatan donasi akhir tah
digital, paragraf i
. Bahkan jejak kalimatnya pun tak tersi
wal. Lalu membuka dokumen asli dari folder "REVI
an catata
screpancy in repor
L
ecara refleks meraih pulpen dan
l dana donasi. Versi digital utama hilang. Tidak jela
mbar terkait dengan post-it kuning, lalu menyusun
th tahu: setiap kalimat yang hilang bisa berar
ai enam yang mulai sunyi, printer Dino berhenti berdengung. Matteo sudah pulang lebih du
gi, menggigitnya pelan sambil me
rtahan. Hari kedu
mungkin... sed
senyum
ng yang nyaris menyerah d
anya lebih dekat pada sesuatu yang pentin
an, dan Sur
ai ubin yang tak rata, dan bau disinfektan yang menyamar sebagai aroma lavender. Di meja resep
nya ada tempat tidur sempit, meja lipat, dan gantungan baju yang menggantung miring. Jendela kecil
di jemarinya, lalu duduk bersila di
rselip satu amplo
buka sejak meninggalkan kota
an amplop te
untuk Ruth
o Benedetti
lama. Lalu meletakkann
seka
h Leo yang katanya "souvenir kantor paling pentin
uk pelan jendela sepe
linya sejak ia tiba
a karena p
seorang melihat
ini, ia benar-b
ekarang, sudah l
inggi yang
o Group, semua terasa leb
ri atas sini, lampu-lampu kota terlihat seperti semesta buatan: rapi, bersinar, dan... terlalu te
Hanya ada laptop yang menyala dengan layar dokumen audit terbuk
020. La
. gad
i caranya menjawab, cara dia berdiri tanpa me
Ruth Ela
digital
elas yogurt, dan dasi yang entah kenapa melintir ke kiri. Ia berjalan cepat-atau berusaha
ditandatangani. Juga... saya ambil y
ipis tanpa berpal
ja dengan bunyi thuk kecil. "
Tunda sa
h. Baik. Aku juga belum nye
uk kembali di kursinya dan membuka kembali dokumen digit
screpancy in repor
y note yang tertempel rapi
ragraf tambahan. Digital hilang.
R.
la. "Oh... staf baru?
b langsung. Ia han
bisik: "Kukira dia bakal kabur hari per
aptopnya. "Kit
alan ke pintu. Tapi sebelum keluar, ia berhe
ence dan butuh alasan personal-aku b
tert
menatap ke
rencana jangka panjang, ada sa
ci
k te
i permulaan yang t