mendung tipis, hanya menyisakan cahaya pucat yang tak mampu menghangatkan.
ua potong baju, satu pasang sandal cadangan, dan sedikit makanan kering. Di tangannya yang bergetar, terselip amplop berisi
a berat karena mabuk. Sang ibu duduk di pojok dapur, memandangi putrinya dengan
," bisik Bella,
la erat. Tak ada kata-kata yang diucapkan, hanya pelu
aketnya lusuh, ransel di punggung dan helm cadangan te
singkat begitu me
k berkata apa pun. Ini bukan saatnya ragu. Ini tentang menyelamatkan dirinya sendiri. Tentang memperunyi. Suara jangkrik berpadu dengan deru motor tua, menjadi simfoni
o berhenti sejenak. Ia menoleh ke belakang, menatap
ngen kamu," u
juga... Tapi aku harus pergi. Kala
"Jaga dirimu, ya? Di kota banyak orang
k?" Bella menc
menggenggam tangan Bella. "
us kecemasan yang menggumpal di dada mereka berdua. Hingga akhirny
berlalu-lalang. Beberapa penumpang duduk terkantuk-kantuk di kursi tunggu, membawa
tar. Chiko berdiri di belakangnya, tak berkata-kata. Saat pengumuman kebe
a," guma
Mereka saling
pinta Chiko. "Aku janji, aku akan kejar kamu.
ibir bawahnya. "A
la memeluk Chiko untuk terakhir kalinya, pelukan ya
ergi,
n lupa
h ke arah Chiko yang masih berdiri di ujung peron. Lelaki itu me
p. Dunia di
melarikan diri da
gi jendela gelap. Di luar, pepohonan dan rumah-rumah mulai tertingga
ya di kota. Ia hanya tahu sat
tau tanp
au tanpa
tanpa diriny
enuju pusat kota. Hari mulai terang, namun langit tetap kelabu. Seperti suasana hatinya yang penuh kekhawatir
erat, satu-satunya yang ia punya kini. Bus perlahan terisi. Udara pengap d
gan panjang, tampak rapi dan cukup berumur, mungkin awal
, Dek?" tanyanya,
oleh. Ia tak ingin memulai percaka
ini keras, harus hati-h
wab Bell
ak jauh dari sini. Bisa bantu cariin
aat bus mulai berguncang, kepalanya tiba-tiba terasa berat. Pandangan
ak... badan.
tubuh Bella yang limbung. "Ti
erti bayangan di balik kaca berka
*
berada di bangku bus yang kini kosong, hanya tersisa beberapa penumpang di ujung. Pria tadi sudah menghilang
yaman di tubuhnya, perasaan dingin dan lengket, seperti habis disen
uh pipinya, suara napas memburu, lalu kegelap
lla jatuh t
in mengingat
rasa
ece
anati dunia yang bahka
terminal terakhir. Langkahnya lemah, tapi ia tesen
pa
pa
siapa-
masih menyala - seolah menyiratkan bahwa di
harga diri dan tekadnya
idup. Apa p