img ISABELLA: Dibelai Maut, Dicintai Takdir  /  Bab 5 lima | 100.00%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 5 lima

Jumlah Kata:1354    |    Dirilis Pada: 21/05/2025

, dan sandal jepitnya basah kuyup. Suara kota mulai ramai. Klakson kendaraan bersahut-sahutan, tapi bag

a tertunduk. Pagi ini, tak ada satu pun orang yang bisa ia

e

li dengan sisa uang dari Chiko. Layar retak, baterai hampir habis. Tapi i

tama membuatnya

mbuat jantung

ket

al

tu membuat Be

ucapnya, nyaris berbisik k

baik saja?" Nada Reno terd

." Suara Bella pecah di tengah kalimat. Ia tak bisa menahannya.

mana kamu

patan Jalan Sinar, ya

nggu aku. Jangan perg

no tak bisa melihatnya. Hatiny

dekat halte. Pintu depan terbuka dan Reno turun, la

la ke dalam mobil tanpa banyak kata. Ia mele

nmu lagi..." ucap B

." Suara Reno tegas namun lembut. "Kam

Bella menahan tangisnya agar tidak tumpa

, "kamu bisa tinggal sementara di tempatku. Ada

ujur. Ada keteduhan di sana, bukan seperti tat

padamu, Reno,

t itu seperti dunia lain. Bersih, tenang, dan-anehnya-aman. Saat pe

l menyodorkan handuk bersih. "Kamu bisa

uk. Kali ini, ia merasa b

, Bella duduk di meja makan. Tangannya membungkus cangkir cokelat

lu mewah buat

l mewah atau tidak. Kamu butuh tempat

eno bertanya hati-hati, "Maukah

bercerita. Tentang ayahnya. Tentang Tuan

ka, tapi Bella tak berhenti. Ia ingin mengeluar

angkit, dan berjalan memutar meja. Ia berdiri d

melewati semua itu dan tetap berta

n air mata yang hendak tumpah l

tak mengintimidasi, tak menuntut. Hanya sekadar me

dekat mereka. Betapa kuatny

Ia hanya ingin istirahat. Hany

kasih,

jawab Re

itu dimulai, Bella tertidur malam itu dalam temp

*

menyinari ruangan dengan kehangatan yang menenangkan. Bella membuka mata

... semua terasa asing, tapi aman. Ini bukan rumahnya, bukan pula rumah tantenya. Tap

u, tetapi terasa sangat nyaman dan lengkap. Di sisi ranjang, ada s

rapan. Aku keluar sebenta

aru, tapi juga bersalah. Ia telah merepotkan seorang pria yang bahkan nyaris tak ia kenal.

it dari tempat tidur. Ia melipat kembali selimut, mem

rut Bella berbunyi pelan. Ia menyusuri dapur kecil dengan lantai keramik putih yang mengilap.

lakukan sesua

ri Reno. Ia mencuci piring, menyapu, mengepel, bahkan menyeka jendela. Tak jarang ia berhenti sejenak, mengingat kembali pelajaran dari ibu

tnya tersenyum. Salah satunya adalah foto Reno saat mengenakan seragam hitam elegan, mungkin saat

beberapa saa

pada orang asing?" bisiknya,

k dengan dua kantong plastik di tangan. Ia sempat terkejut me

?" pan

dengan lap kecil. Pipi dan pelipisnya sedikit be

atif... aku cuma... ing

ng. "Astaga... kamu m

sudah terlalu baik padaku.

dapur. "Kamu nggak perlu merasa harus membalas. Tapi ter

kamu pria. Pria nggak pernah tahu

ar j

rsama. Tawa yang

an itu bukan hanya milik Reno. Tapi milik

secangkir teh hangat. Reno membuka jendela lebar-lebar

cana selanjutnya?" t

u ingin bekerja. Apa saja. Yang penting

u sendiri. Kamu masih muda, Bell

ap harus mena

terarah pada mata Bella yang

sebuah agensi model," katanya pelan. "Pekerjaan ringan. mungkin

membulat.

"Tapi kamu haru

pa

cukup uang, jangan tin

ang manis, malu-malu.

ut aku melup

dik

dan menyeruput tehnya. Dan untuk pertama kalinya sejak bertemu,

ap langit-langit, hatinya mulai berubah. Tak hanya karena aman, tapi karena ia mul

Sebelumnya
Selanjutnya
Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY