tengah rapat dewan guru. Pesa
at. Aku pakai rok serag
api sudah terlambat. Bu Rina
penting?"
orokannya kering. "Hany
asional. Tapi pikiran Radit sudah melayang ke bayangan Kania-rok sekolah yang ter
*
p, hanya ada satu tempat tidur yang terlihat "se
panggil
elentang, rok seragamnya tergulung hingga pinggang
ang ak
ba-tiba
pintu. Matanya membelalak dari Radit yang berdiri kak
ian.
askan. "Kania sedang
n gadis itu menggema di korid
*
uh kekacauan. Dia bahkan tidak menyadari
a i
annya, sebuah lipstik berwarna merah muda
gkin... milik Bu Rina?
memperlihatkan inisial "K.A
yak
getar lagi. Pesan
udang olahraga. Aku ingin Bapak bikin
*
gudang olahraga-persis seperti pesannya. Gadis itu duduk di
itu," geram Radit, tapi matanya sudah menjel
aja. Aku sudah rekam semua
rlihatkan video mereka di kama
a mengecup dagu Radit, "video ini ak
nggang Kania. "K
alas Kania sambil membu
*
p-kecuali lampu kamar tidur. Laras duduk di te
sebuah ponsel-
ngirimiku ini," bisiknya, memutar v
gudang olahraga hari ini, tapi dari angle
baru saja terjebak dalam permainan yan
itu ke arahnya. "Keluarla
un-dingin dan kejam sepe
*
p, dan jauh dari keramaian. Hari itu, Kania dengan sengaja memakai seragam olahraga ya
Radit, menekan gadis itu
meraba ke dalam celana Radit. "Aku ingi
mpat bertanya
gan tiba-t
nyilaukan langsu
G KALIAN LAKU
ah yang sudah berusia 50 tahu
hnya dan rak sepatu, dengan cepat melepas jas olahragan
ti yang Pak
Lampu flash menyala-snap-suara jepretan ka
l terus merekam. "Aku selalu lihat kal
unyi, malah memeluk era
engan suara manis, tapi mata
akan melaporkan ke kepala sekolah, Ra
au tidak
kembali roknya yang tersingkap. "Aku yang m
seperti dit
jarinya menelusuri garis dagu Radit. "Sekarang d
n bibirnya ke
pak benar-be
*
a, Laras sudah mengusirnya tiga h
dering. Nomor
suara Kania yang
Pak. Aku sudah
to Pak Darto sedang menerima
beri
Aku ingin pertemuan terakhir kita di rumah Bapak. A
jatuhkan
ri, Kania bukan
g akan menghancurkan
*
meja-kop sekolah yang dulu dibanggakan, se
k Raditya Adhiwira dari posisi
di telinganya. "Aku hamil,
an tetangga-tetangga di kompleks perumahan guru mengubah rut
r bir hangatnya, meremas kale
kelulusan. Kania tersenyum lebar di antara ran
sebelahnya, berbica
tletik, lho. Katanya berkat pela
ti pisau yang memutar-m
bagian besar perabot. Hanya TV layar datar tua dan foto pernika
zz
ah bergetar. Sebuah foto
lalu besar-kaos Radit yang hilang minggu lalu. Posis
ajaran ekstra dari Bapak
ama, lalu memandang ke b
*
di pagar balkon lantai tujuh. Di kejauhan, ge
ng lagi-kali ini
ngkatnya ta
cun. "Aku ada tugas presentasi nih. Bi
ng sobek, lalu ke bawah, ke trotoar
siknya. "Bapak ti
iarkan Kania terus berbicara saat di
hnya ketika tubuhn
sih terus berbuny
le