jang berlapis kulit. Tangannya bertumpu di pangkuan, kakinya me
kulitnya masih terasa lengket oleh sisa permainan pagi tadi, d
ijelajahi berkali-kali oleh tangan Leonard. Sudah disentuh, dijilat, d
t, sesekali membuka dokumen, menandatangani berkas. Seolah-olah tidak ada yang terjadi.
ahu: Leonard
menungg
at, Leonard menutup laptopnya, lalu menatap Nayla sepert
si
lemah. Ia melangkah ke arah me
eja. Duduk di t
itu dingin menyentuh pantatnya. Ia duduk dengan kaki menggantung,
kekuasaan ada padaku. Tapi sekarang, aku akan perlihatkan
erlahan, penuh kenikmatan seperti membongkar hadiah. Saat terbuka, ia menata
an siang. Terbuka, basah, dan bisa dili
g. "T-tunggu.
yang akan menyentuhmu. Tapi mereka akan melihat. Aku in
asa malu dan panas ber
dalam tubuhn
gadis itu mengejang. Kemudian ia membuka rak mejanya dan mengeluarkan dua pe
tanya, "dan tubuhmu su
n terasa. Nayla menggigit bibir menahan jeritan. Sensasi tajam itu la
kimu. Letakkan di
a terbuka-langsung di depan Leonard, dan di atas meja kerja tem
gerakkan. Dan jangan tutup kaki
li di kursinya, lal
laporan keuangan kuart
yla seolah
d... to
ia
terdengar mendekat dari lu
as
Wajahnya kaku. Matanya sempat menoleh cepat ke arah Nayla-yang masih dud
menyodorkan map ke L
kasih,
Pak L
Hanya satu kedipan mata kecil, seolah ini bukan
, Nayla hampir terisak karena
dan membuka resl
g... gil
kursi. Dengan satu tangan, ia menekan bahu Nayla hingga gad
au membuatku klimaks, kau tidak akan m
a, lalu perlaha
undur, mengatur ritme dengan bibirnya. Suara hisapan pelan terdengar mema
ih d
melaku
dalam pahanya. Dan di dalam pikirannya, tidak ada lagi ra
rlalu larut, Leonar
uk
an menjilatnya dengan agresif. Satu tangannya meremas payudara Nayla dengan
"Kamu tidak akan kelu
ermain-main di titik puncak Nayla, kadang menghisap, kadr mencapai klimaks
katanya
erapikan kemb
enyentuh dirimu sendiri pelan... tap
engah-eng
linganya, "aku akan mengikatmu di kamar mandi dan
di sana-terbuka, ba
0 hari adalah nerak
*
uhnya, seperti hidupnya tidak sedang dijalani, tapi dipentaskan. Di meja kerja, di bawah sorot mata orang
ti, jantung Nayla langsung berpacu. Itu bukan hotel, bukan rumah, bukan kantor.
ya pelan, berbisik sep
tapi tajam. "Tempat untuk kita bi
gelap mengkilap. Tidak ada jendela. Hanya cahaya lampu putih hang
ce
ka berdua. Nayla mulai merasa telanjang padahal ia masih mengenakan dress
otomatis. Di dalam: ruangan berlapis kaca dari lan
ursi kayu dan satu kamera kecil di
anya Nayla dengan suar
"Ini bukan untuk pu
. Gemuruh napas Nayla terasa lebih keras, bergema
a, mengelus choker bertuliskan MINE itu. "Di sini, kau harus berkata jujur. Tentang hasrat.
u berubah menjadi lembut, agak keun
s baj
at dari segala sisi. Setiap gerakan-menggigit bibir, tangan gemetar membuka resleting, s
Leonard. Di hadapan dirinya send
mbil menatap Nayla, ia ber
ludah. "Dengan
ng. Jangan mencoba terlihat cantik. Ak
ngannya perlahan turun ke antara paha. Ia mulai membelai dirinya sendiri, pelan
"Lihat betapa cantiknya tubuh
kit, napasnya mulai memburu. Jemarinya menyusup lebih dalam, mencari ti
a. Ia duduk di lantai, mengapit Nayla dari belakang.
t. Lupakan aku. Lupakan
rak lebih cepat, suaranya tertahan di tenggorokan. Pinggulnya mulai ber
etapa gilanya kamu saat kau izin
a mel
pantulan dirinya menangis... entah karena malu, atau karena nikmat yanga or
. Cairan hangat mengalir di paha. Leonard mem
erat. Tubu
r hanyalah detak
jang di sudut ruangan. Ia menyelimuti tubuhnya dengan selimut lemb
akukan ini?"
sa jadi milikku sepenuhnya... kau harus meng
dalam hatinya,
alam ini, rasa mal
bahan
iap memb
*