n. Sorot matanya tajam, menyapu kelima gadis yang berdiri di hadapannya. Mereka semua telah dilatih untuk menarik perhati
ran yang menggoda, namun bukan kain tipis itu yang menarik perhatian Alex, melainkan caranya berdiri. Tenang, penuh kepercayaan diri, tanpa perlu berl
dijanjikan Raka," g
eduanya, seolah menciptakan lukisan penuh kemegahan. Aroma parfum halus bercampur dengan kehangata
gan sentuhan yang lembut namun memiliki kekuatan menguasai. Jari-jarinya
ergema di ruangan yang hening.
ngannya, namun ada sesuatu dalam tatapan Alex yang membuatnya sulit bernapas. Mata hijau zamrudnya b
jawabnya lirih,
lla tidak hanya terletak pada tubuhnya, tapi pada caranya menatap balik, seo
ya, suaranya datar namun menyi
. Setiap gerakan mereka seolah ditulis oleh takdir, seperti
ruangan, ada y
erona bukan karena malu, tapi karena amarah yang membara di dadanya. Seharusnya malam ini menjadi miliknya. Seh
daripadaku," batinnya penuh
an, Alex melirik ke arah Henry,
mun tetap penuh otoritas. "Kau bisa memilih satu di antara mereka, sebaga
iawi, menatap para gadis itu sejenak sebelum akhirnya memilih satu. Tatapannya jatuh pada Auli
menerimanya tanpa ragu. Bersama, mereka melangkah pergi, men
kan diam. Jika Bella bisa mendapatkan perhatian Alex secepat it
eledak dari dadanya. Nafasnya tersengal, udara di dalam kamar terasa begitu berat, membuat keringat dingin mulai membasahi pelipisnya. Baru s
ng harus aku lakukan? Bisakah aku melewati malam ini? Tangan kecilnya meremas seprai di bawa
nuh percaya diri, dan memancarkan aura seorang pria yang terbiasa berkuasa. Bella menelan ludahnya secara refleks. Matanya, meski dipenuhi kecemasan, tak b
a pancarkan memenuhi ruangan. Tatapannya tajam, dalam, menembus hing
, rendah dan dalam, seperti bisikan ma
erak perlahan, menggenggam pinggangnya sebelum dengan lembut menarik gaun tipis yang selama ini
ndah, payudaranya yang bulat sempurna dengan puting berwarna pink lembut, naik turun mengikuti napasnya yang bergetar. Lekuk bahun
tak terbendung. Ia perlahan menggeser tangan ke bawah, menyusuri lekuk tubu
iba terlihat Garis merah tipis tampak jelas pada p
mengalir dari wajahnya. Nafasnya terc
tu berubah. Dari hasrat membara me
nnya yang hampir menyentuh Bella mengepal di
erdengar. Ia segera bergerak menjauh, berusaha
n-lilin di sudut kamar bergetar pelan, seolah i
ara itu
uaranya menghentak, ber
berani menatap pria di hadapannya. Amarah itu terasaa sudah begitu terangsang oleh wanita ini, namun kini, kenyataa
memejamkan mata sesaat, berusaha mengendalikan diri, namun perc
nya lebih lama. Ia bisa merasakan hawa pan
Bella yang sedang tidak nyaman, Alex memerintah dengan suara yang keras dan tegas. "Bangun dan be
tidak ada pilihan lain selain menuruti apa yang diminta oleh sang raja. Dengananya dengan gerakan cepat penuh dominasi. "Ini yang harus kau layani malam ini,
hat tubuh Alex yang besar dan menggoda, lebih bes
ex dengan suara s
ani. Perlahan, bibirnya mulai mengulum kepala alat kelamin Alex yang sudah mengeras, menjilati dengan lidahnya yang hang
ng, sementara tangan kecilnya meremas bagian bawah, mengeksplorasi setiap lekuk dengan penuh perhatian. Suara desah
mbimbing kepala wanita itu masuk lebih dalam. "Lebih dalam.
engan penuh nafsu, menciptakan sensasi yang memicu gelombang kenikmatan pada Alex. Tangan besar Alex meli
tenggelam dalam tugasnya, tubuhnya menyesuaikan setiap gerakan agar bisa menyena
rah. Jari-jarinya menjelajahi perut kekar Alex, menyusuri setiap otot yang terpahat sempurna, membuatnya merasakan kehangatan dan ke
enggelam dalam gelombang hasrat yang dipicu oleh ketekunan dan keahlian Bella, tubuhnya bergetar mengikuti irama yang mere
ak dan penuh pengabdian, menumpahkan semua
a naik turun cepat mencoba menenangkan badai gairah yang baru saja meledak. Wajahnya penuh ekspresi puas dan
uhnya hangat dan penuh gairah, siap untuk terus mengeksplorasi keintiman yang baru saj