img UNCONDITIONALLY  /  Bab 4 Rain | 6.56%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 4 Rain

Jumlah Kata:920    |    Dirilis Pada: 27/05/2025

*

Lalu lelaki itu duduk disana. Diam merenung memandangi air Tuhan yang turun dan membasahi kaca jendela kamarnya. Rasanya se

ikut memperhatikan air hujan. Mereka diam bersama untuk waktu yang lama, lebih tepatnya A

tiba-tiba Aurora m

balas pertanyaan Aurora. To

o suka hujan, ken

hujan. Bukan suka sakit karena hujan. Teta

lo. Biar lo nggak kehujanan. Kita lakuin itu tiap hujan. Yuk!" kala itu

patkan penol

ya. Seolah penolakannya yang sudah terang-terangan ini tidak berarti apa-apa bagi gadis itu. Kadang dia berpiki

*

al foto Angkasa yang diambilnya diam-diam saat cowok itu melamun, dia mulai mengarsir lembaran polos di atas meja. Menggambar Angkasa. Angkasa dengan hidu

lelaki itu, tetapi aktivitasnya terhenti karena laya

a

nya ke samping untuk menerima panggilan itu. "Hallo, Papa!" pekiknya kesenangan.

belum

am sekejap rasa gembira dalam hatinya sirna berganti kecewa yang datang seperti deb

memang sedang dekat dengan seorang wanita berkebangsaan Indonesia yang juga bekerja di Turki, katan

sebelas ya? Kok belum tidu

gan pertanyaan yang ditujukan kepadanya. Bukan tidak ingin menghargai, hanya sa

k tawa terdengar renyah di seberang sana. "Mas

ntuk menikah lagi. Dia tahu kalau Papa juga pantas untuk mendapatkan kebahagiaann

di tenggorokannya. Dadanya terasa semakin sesak.

a?" Lalu dibalas d

n panggilan

t untuk diseka. Lalu air mata lainnya menyusul dan menganak pinak membasahi pipi pu

nya segera menyeka sambil mengepalkan tangan memberinya semangat. Senyuman yang

ta dengan punggung tangannya sendiri. Dan mencoba teg

nya, Aurora mencari kontak

pa

i-lagi air matanya mencelos keluar. Andai saja bisa, dia berharap Angkasa datang untuk menghiburnya sekar

nggak ngomong

Angkasa memang seperti ini. Jauh dan tinggi hin

ikutnya menjadi akhir

menghentikan tangisannya sendiri. Padahal mendengar suara Angkasa sudah membuat Aurora merasa hangat. Namu

ra yang pilu teredam sua

*

a tanpa berbicara apapun. Pria itu berdecak kesal. Kenapa gadis itu sangat hobi merecoki hidupnya? Menelepon malam-malam di tengah hujan deras membuat Angkasa jadi kepikiran, apa

da

kan

dis itu saja tidak merasa bersalah telah lancang memasuki kehidupannya dan merecoki keseha

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY