cin, romantis jadi ta
*
itu khatam sekali kalau setiap jam enam pagi Aurora sudah mengetuk pintu rumahnya setelah diantar Pak Liwon -sopir pribadi, ke rumahnya. Buat apa lagi kalau bu
kursi sebelahnya, tapi disitu sudah ada Pelangi. Dan Angkasa tahu kalau adiknya juga ogah bersitatap dengan Auro
persembahkan senyuman m
an tak suka. "Asa?"
Angkasa. Tapi, Asa juga artinya harapan. Karena Angkas
hagia lalu melakukan high five bersama Seruni. Sedangkan Arthur, Papa Ang
tu," tolak Angkasa datar
"Kenapa? Bagus, ka
egera me
pa berminat mengangkat kepala
a idenya tertolak oleh dua orang. K
sa. Dan kalau cowok itu mau, dia bisa memanggil Aur
wa geli sendiri d
sinis pada Aurora yang masih terlihat cekikika
*
ang Aurora dengan jarak agak jauh tiga meter. Ini karena mereka satu arah menuju
sa. Tentu saja cowok itu harus menghentikan langkah
embuat tanda khusus untuk memperlihatkan tingkatan para siswanya. Hijau untuk kelas sepuluh. Kuning untuk kela
hat kotak bekal yang ditenteng oleh gadis berkuncir kuda di depannya. Buk
PS 1," suara cewek bernama Kia terdengar malu-m
perlu repot-repot menerim
a
ng akan me
inya dengan ramah pada Kia. Untuk beberapa momen, Angkasa tidak keb
terkesan dipaksakan. "Tapi kebetulan Kak Angkasanya udah sar
nerimanya tapi malah orang lain. Matanya bergantian menatap Angkasa dan Aurora kepo dengan hubung
ak bekal di tangan Aurora, tetapi kaka
n pengki di koridor depan kelas. Sepertinya dia lagi piket. L
u dan pengki di tangannya, lalu menghampiri Aurora de
gkasa di sebelah Aurora. Tangannya yang merentang jadi tergenggam da
annya. "Nih buat lo. Biasanya lo jaran
pengertian," tangannya kelepasan mencubit pipi Aurora dengan gemas. Lalu bisa dirasakan aura
ya, ke kakak yang ini aja, ya. Ingat,
Kak. Ingat, kok. Item, dekil, dan, umm," Kia men
balas menghina cewek bantet, mungil, dan bermu
ri setelah meratapi kotak b
Angkasa karena dia tahu bakalan di bunuh dengan tatapan laser cowok itu. Lalu dia berbalik pergi ke ke
kah absurd teman kelasnya satu itu. Lalu melirik
pinta Aurora. Angkasa mengernyitkan dahinya tidak mengerti.
natapinya. Rupanya gadis itu sedang melangkah ke kelasnya sendiri. Namu
na menunggui Aurora masuk kelas. Dan cewek itu malah melambatkan
terlihat mau mendekatinya karena kelamaan. "Dah!
aru saja menyadari satu hal. Barusan dia mengikuti perintah Aurora? Astaga naga
*
olahraga bagi Aurora, maka jadwal
lima kali kesempatan. Karena lapangan basket berada di dalam ru
t. Sebenarnya Angkasa tidak ingin bergabung kalau saja Angga tidak menarikn
ninya. Lagipula apa sal
jur join, Angkasa tidak bakal kasih kendor
gi. Tepukan tangan para cewek kelasnya yang sedang menonton di pinggiran langsung riuh. Skor tim Angkasa unggul 20
erentangkan tangan menghadang Angkasa yang akan men-shoot lagi. Angkasa hanya menanggapinya dengan
agi pertandingan dadakan itu. Lagi-lagi Angkasa yang
menghiraukan dan malah mendekati Aurora yang bisa-bisanya ada di pinggir lapangan sambil
a menanggapi sambil memperhatikan Aurora yang dengan romantisnya mengelap peluh di dahi Angkasa dan memberikan sebotol air mineral. Lalu d
gulan Nendra bahkan tidak ada seperempatnya untuk
ret,
*