rjas putih itu berdecak kesal, lantas mendekati sang istri dengan berpura-
aku ganti baju saja. Tidak apa-apa kan, aku tidak pakai gaun yang kau b
lkan acara malam ini agak kau bisa istirahat?" Arkan bersikap
u baik-baik saja kok. Kau pasti khawatir. Maafkan aku, ya." A
na kau yang beban ini, aku harus sampai kehilangan kesempatan bertemu
ndu. Bergegas ia keluar dengan alasan untuk menemui tamu undangan. Ad
ada Jaslin yang datang dengan gaun indah berwarna biru muda. Dipadu padankan
kan sebelah matanya. Bibir laki-laki itu bergerak, memuji pena
sekali," p
ian dari Mamanya Arkan. Perempuan itu pun mendekati beber
ntu penampilannya akan banyak mendapat sorotan. Mala
t Jaslin tidak bisa berhenti tersenyum. Bagaimana tidak? Arkan me
a menoleh ke arah pintu, di mana seorang laki-laki dengan setelan ja
telah meluangkan waktu untuk datang," sap
anya berjabat tangan dengan laki-laki tak berkarakter. Laki-laki yang tega mengkh
tawa renyah. Kalau saja bukan karena ingin menolong A
-buru pura-pura menggaruk kepala. Dipersilahkannya Sav
leh pada Jaslin yang tampak akrab dengan Sarah, melebihi dengannya. Sung
menunjuk Adiba. Seketika semua
hat pakaian Adiba yang sama persis dengannya. Gaun berwarna b
langsung berbisik-bisik. Arkan tak kalah terkeju
akai Jaslin. Bedanya, gaun itu ditambah jas berwarna biru y
erek yang serupa, membuatnya tampil cantik. Polesan make up yang tak berlebihan
ng sama dengannya? Apa kamu meniru gaya sahabatmu?" b
, kau malah memakai gaun yang sama? Bukankah itu memalukan?
apa ini? Aku malah terlihat seperti pen
g istri dan menuturkan kondisinya saat ini. Diam sa
dan aksesorisnya," kata Adiba, menyindir dengan halus. Ia pura-pura merapika
, jadi kita memiliki selera yang sama
ya bisa mengatakannya dalam hati. Ia tersenyum, mengelus tangan
sakan. Berbicara panjang lebar di depan semua, termasuk awak media
saling bertatapan dengan Adiba. Perempuan
hari yan
iliknya. Tanpa sengaja dilihatnya Arkan kel
ng karyawan mengenai kedatangan laki-l
Satu berwarna putih, dan satunya ber
da Adiba karena ukurannya tak terlalu panjang, mengingat Adiba tak seberapa tinggi, sementa
u ini. Buat lebih bagus dan mewah. Kalau perlu, tambah
nya, aku ingin yang lebih bagus. Buat seukuran dengan
gaun mewah berharga lebih dari seratus juta. Dia ingi
ahlah. Aku tak bisa membayangkan apa yang akan terjad
eberatan kalau aku berteman dengan istrimu," jawa
Arkan tersenyum puas. Ada untungnya juga Adiba selamat. Dia bisa
erempuan asing yang hampir meregang nyawa. Lagi pula, aku harus ke
wa ia terlibat dalam kembalinya Adiba ke rumah. Arkan
e
tanggung, andai tak bisa dekat dengan seorang Savian. Untung saja
nyum karena menyadari sejak tadi Jaslin menatap
Diba!" Jaslin mengambil minuman yang pelayan letakkan di atas
pa orang. Ia pun mendapat ide. Seketika Jaslin melangka
a pura-pura tersandung hingga min
. Dikibasnya tangan pada
-baik saja?" Arkan
aun Diba jadi basah. Diba, kau tidak apa-apa?" Jasl
k ketakutan. Memegangi nampan dengan wajah memucat. Ditambah tata
jus. Sebentar lagi kering," jawab
aslin meletakkan gelas jus s
i kan rumahku. Aku juga tak ha
at melihat gaun biru milik Adiba mulai berubah warna semakin
perubahan pada gaun mewah itu. Sarah yang agak jauh pun
usut karena ketumpahan jus, malah semakin indah karena
. Sungguh, aku tak tahu akan seperti ini, Mas," kata Adiba, se
ng kau tampil semakin cantik dengan
Savian katakan saat menghubungi, seaka
ahu kau memakai gaun yang sama. Maka dari itu, aku memaksa karyawan yang memesan
elihat ekspresi Jaslin. Per
engan cepat. Karena buru-buru, tak sengaja
membantu. Ia kaget saat menyadari tatapan semu
Ia langsung sadar, betapa suaminya
ik-baik saja?"
n yang hendak berdiri, malah kesuli
et
ipakai Jaslin sobek. Perempuan itu terbelala
Jaslin segera bangkit, lantas berlari meninggalk