na bergetar hebat, gemuruh klimaks mengguncang seluruh jiwa dan raganya. Sementara itu, saat Abraham mencapai puncak, ia segera mencabut d
sa begitu puas dengan permain
n. Ada keindahan dalam kelelahan yang tampak di wajah wanita itu. Tapi waktu tidak pernah berpihak pada mereka. Dengan satu napas panjang
elangkah keluar dari kamar. Tak ada pelukan, tak ada kecupan perpisahan. Hanya sisa panas yang men
memeluk tubuhnya sendiri, menarik selimut hingga ke leher, seolah bisa menyembunyikan semuanya di bali
ponsel yang tergeletak di nakas membuatnya tersentak. Nada dering itu biasa saj
nya terpam
an berhent
emarinya terasa dingin. Butuh beberapa detik sebel, dengan suara yang ia
rti biasanya, tapi justru kehangatan itu yang membu
ggak ngapa-ngapain...
an ngos-ngosan. Kam
agak ngos-ngosan aja," katanya buru-buru, menciptakan alasa
aga kesehatan. Jangan banyak mikir, ya. Aku tahu ke
Ia hanya bisa mengangguk pelan, meski
malam. Mimpinya... aneh. Kamu sama seseorang. Tapi
a mem
mata, napas
amu masih
denger," jaw
kangen. Jangan lupa makan,
l
lan be
Yang jelas, rasa sesak yang tadi sempat reda, kini kembali menyesakkan dada. Suaminya sosok yang sederhana dan jauh, yang mungkin takitu, Karina justru merasa semakin dingin. Ia menata
cahaya hangat ke seluruh sudut ruangan. Susi tengah duduk bersandar di kepala ranjang, mengenakan gaun tidur satin berwarna gading, rambutnya te
mping Susi. Ia menarik selimut, lalu menyelipkan tangannya ke pinggang istrinya, memeluk dari
dengan suara datar namun dalam, Abraham berkata,
nya naik. "Tiba-tiba sekali
. Aku cuma merasa... sudah waktunya. Umurnya sudah dua puluh lima,
jelaskan. "Tapi Henry belum pernah membawa perempuan satu pun ke rumah. Aku bahkan belum ta
Ia tahu, jika dibiarkan, anak tirinya itu akan terus menggali, terus mengamati, dan pada akhirnya, mungkin membongkar hubungan terlarangnya dengan Karina
tanya tenang. "Seseorang dari lingkungan kita
i dari kalimat-kalimat itu. Tapi yang dilihatnya hany
i pelan. "Aku percaya kamu t
emeluk Susi lebih erat. "T
wajah Karina yang masih memerah, nafasnya yang tersengal-sengal,