img Ranjang panas ARTku  /  Bab 5 Tatapan Henry | 100.00%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 5 Tatapan Henry

Jumlah Kata:1193    |    Dirilis Pada: 12/06/2025

g makan, memantulkan cahaya hangat ke permukaan meja makan besar yang sudah tertata rapi. Di atasnya, roti pangg

timbangkan sesuatu. Di sebelahnya, Susi tampak lebih berhati-hati. Tatapannya sesek

kan, hanya suara alat maka

m membuka suara dengan

kan semalam... Kami pikir, sudah saatn

aan tehnya yang masih hangat, lalu meminumny

ranya lembut tapi s

ingin kamu capai. Tapi, ada saatnya kamu juga

tar ke arah jendela dengan tatapan kosong, lalu berdiri perlahan. Tanpa sepa

nadanya terdengar lebih keras,

n begitu saja, membiarkan kata-kata kedua orang tuanya menggan

lam, matanya menatap piring yang belum disentuh. Kehenin

-ledak, melainkan karena tekanan yang menumpuk dalam diam. Ia tidak suka berdebat, apalagi dengan

penuhi kegelisahan. Tentang harapan-harapan yang seolah dipaksakan, tentang ren

tiba-

r

ia terdorong ke belakang. Sebelum sempat memahami apa yan

nya masih menggenggam kain lap basah, sementara tubuhnya kini berada sebagian di atas Henry. Wajah

Rambutnya yang biasanya rapi kini agak berantakan. Tanga

. Ada aroma sabun yang lembut dari rambutnya. Matanya yang bulat penuh rasa kaget

a begitu canggung. Namun tangan Henry

mpat. "Saya... saya nggak sengaja

Ada sesuatu yang baru, sesuatu yang belum pernah ia rasakan sebelumnya. Dadanya s

ucapnya pelan. Hamp

t makin bingun

lu kembali menatap Karina. Ada keraguan, ada pertan

paskan genggamannya. "Aku yang

a sibuk merapikan seragam. "Saya juga min

perlahan. "Kamu n

epat. "Nggak, Mas.

suasana canggung yang menggantung di udara. Karina menunduk, wajahnya mas

, lalu berjalan cepat menuju ruang tamu tanpa menoleh lagi. Henry mengikuti

n itu..

Hanya satu hal yang pasti, pagi yang awalnya hanya penuh dengan teka

dinding, Henry bergu

i suka sama dia? Pembant

detak jantungnya masih belum sepenuhnya tenang.

napas dalam-dalam, lalu bersandar sejenak pada pintu kayu itu. Seolah berusaha menena

ng yang belum stabil. Tapi pikirannya justru semakin kacau saat teringat bagaimana tatapan mata Hen

aga, Karina... kamu ini k

erlahan, lalu mengambil handphone-nya yang berdering

s panjang sebelum m

ya datar. Suaranya pel

nada yang manja tapi terdengar memaksa. "Kamu tau kan, kita

mencari alasan untuk menolak tanpa memicu pertengkaran. Ia tahu

i. "Aku baru selesai kerja, badan capek banget. Tapi aku kirim gajiku bulan ini ke

i seberang. "Oke lah..

u selamat tinggal, samb

i atas pangkuannya. Ia menghela napas kasar. Dadanya sesak,

mentransfer sebagian besar gajinya ke rekening suaminya. Jumlahnya ti

yani kebutuhan pria yang jauh lebih tua darinya. Pria yang memberinya sentuhan yang lembut

n di kamar belakang rumah utama, malam-malam saat Abraham memanggilnya diam

h itu

mereka lebih seperti kewajiban, ia harus menikah karena usia, karena tekanan keluarga. Tapi

saat bersama Abraham. Meskipun lelaki itu sudah jauh lebih tua, ada sesua

Sebelumnya
Selanjutnya
Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY