ih tidur dengan setengah wajah terbenam di bantal, akh
untung rokok yang sangat banyak. Karena masih sangat mengantuk, ia sengaja
, Rhino menjawab dengan suara serak
, assalamu
! Bang Rhin
engan panik. Rhino tersentak, lalu melihat na
pat ke rumah sa
tanya Rhino dengan kes
Kak Rena sudah ma
kit apa?" tan
an, Bang! Sudah pembukaan... ah, aku nggak tahu. Pokoknya, Bang
baru ingat sekarang! Istrinya! Istrinya, Rena, sedang hamil tua
no tertidur semalaman di rumah ini. Kenyataan itu menyadarkan dirinya bahwa ia t
bawanya ke rumah bersalin. Entah apa jadinya jika Rena sen
orang wanita berpakaian minim, yang masih tertidur pul
arus pergi sekarang. Rena mau
o. Tanpa membuka mata, ia menarik selimut
apa 'kan, kutinggal sendirian?" tanya Rhin
a. Aku mau tidur!
alu mengenakannya dengan sangat cepat. Setelah beres, ia beranjak menuju ambang pin
g wanita itu. Namun, saat bibir Rhino hampir mengenai sasaran, Risa membalikkan badan deng
hino sambil me
rnya kembali berjalan menuju pintu kama
akan menceraikan dia," ujar Rh
ar,
rnyata sudah duduk di tempat tidur, memandangnya dengan senyuman
raikan dia, lalu menikahi a
ini," jawab Rhino. Ia hendak mendekati Risa lagi. Namun mengingat tamparan yang
sanya muak sekali, harus berpura-pura," cetus Risa. Ia la
kata Risa saat Rhino
isa berjalan di depannya. Memandu R
kan mesin mobilnya, Risa menumpukan kedua tangan dan kepalanya di jendela mobil yang
k akan memaafkanmu. Ah, tidak. Aku akan mengutukmu, supaya kau mati
jangan, dong. Aku bersumpah,
a menarik tubuhnya hingga Rhin
alkan rumah Risa. Pemilik rumah itu melambaikan
Rhino menarik napas dalam. Ia mengingat janji dan su
gumamnya. Menguatkan diri agar tidak