hino. Sudah jad
atan. Sekalian mau lihat sec
ga. Pak Rhino tidak per
ntor konsultan tempat Rhino bekerja. Rata-rata mereka ikut
jabat tangan mereka. Pagi itu, setelah dua hari izin tidak ma
uki ruang kerjanya. Sebenarnya tidak ada pekerjaan yang harus Rhino selesaikan segera. N
iapa di sana. Ia mencari ke setiap sudut, term
kali karena sakit atau memang ada keperluan mendadak. Sebab, seb
elum panggilan Rhino masuk ke ponsel Risa, Rhino meras
ebih tertuju pada kenyataan bahwa ia tidak mendengar kedatangan pemilik sepasang tanga
sampai setahun lagi, kau akan kembali menjadi ayah. Ta
t merasakan embusan napas wanita yang sudah dikencaninya sela
ih berada di kantor. Bisa gawat jika tiba-tiba ada t
kan Risa. Kemudian mengunci pintu aga
a harus takut jika ada orang yang memergok
am kantor. Lagipula, aku belum menceraikan Rena. Jad
benar-benar akan menceraikan
k. Namun ia tidak me
Rhino dengan
pikiran, 'kan?" desak Risa. Ia melingkarkan kedua ta
a mulai bercucuran di tengah ruangan berpendi
ucap Rhi
nya, "ada apa? Jangan bil
k bisa memilihmu lagi. Aku minta maaf a
ik tangannya. Kemudian, ia mendorong Rh
? Kenapa kau tidak bisa
pendek, "karena aku
dorong sekali lagi tubuh Rhino.
ceraikan Rena. Putri kami membutuhkan kedua orang tuanya. Jadi, aku akan
pisnya mulai nampak. Kedua tangannya mengepal dengan tubuhberjanji! Bersumpah! Janga
, tolong, saat ini kita saling melepaskan
ggeleng
eras, kau akan menerima akibatnya. Kau tahu 'ka
iap menebus kesalahan
tukmu! Kau akan mati perlahan-lahan, penuh penderitaan. Tidak a
apa-apa. Hingga, ia membiarkan Risa mengatakan apa pun yang ingin wa
Rhino. Masih dengan mulut mengucapkan sumpah ser
lahannya selama enam bulan terakhir ini. Kesalahan yang akhirnya i