ih dari sekadar atasan dan bawahan. Barangkali sejak ia menerim
mengepulkan asap rokoknya di ruang depan rumah Risa. Bercerita tentang banyak hal, terma
rama dengan wanita seperti itu adalah hal yang sudah lama tak Rhino lakukan. Oleh sebab itu, ia merasa enggan untuk pu
gi Rhino mengantarnya pulang usai jam kantor. Kali ini, Rhino tinggal sedikit lebih l
utuhannya hingga Rhino harus turun tangan sendiri. Rhino masih menetapkan batasan,
. Risa pun tak lagi menerima kehadiran Rhino di
ri pendingin atau membuat kopinya sendiri, Rhino mulai berani merebahkan diri di ruang tengah
mengetahui bahwa Rhino suda
buhkan sekat-sekat di antara mereka, sebagai senior dan yunio
sus Rhino dan Risa ini, momen mereka memang tercipta pada saat hujan. Bukan gerimi
depan televisi milik Risa yang jarang sekali dinyalakan. Risa yang
. Risa yang melihatnya pun jatuh iba. Gadis itu b
kamar saja. Di sini di
pipi Rhino hingga pr
no dingin," k
yang menguar dari rambut Risa membuatnya mengendus. Kemudia
mobil, tapi berkendara pada saat cuaca se
nyentuh ujung rambut Risa yang masih
ngsut mendekat, lalu be
buka untuk Pak Rhino.
isa. Ia menatap Risa, mencoba meyakinkan
tu menular pada Rhino. Kemudian, dengan perlahan ia mer
Rhino mengakhiri
dupan. Pertama, ia hidup sebagai seorang suami dari Rena sekaligus calon aya
wanita yang menempati p
mulai membanding-bandingkan keduanya. Tanpa perasaan, ia mulai menila
ripurna pada Rhino. Ia memanjakan suaminya hingga Rhino me
lu. Masa lalu yang
a tidak kembali seperti Rena yang dulu. Ia memang perlahan mul
Rhino berlama-lama dengan alasan macam-macam. Seperti mudah lelah, tidak tahan dengan bau rokok Rhino, hingga rasa sakit yang tiba-tiba m
gkan
timewa karena ia lebih sehat dan lebih kuat, mampu bertahan lama. Terlebih lagi, Risa juga tidak keberatan de
Risa kemudian mengandung anak Rhino, Rhino tidak akan ragu untuk menikahinya. Jika