skan sarung dan sejadahnya setelah selesai shalat dan mengaji. Tak lupa i
ja memasuki sekolah barunya di SMA Tunas Bangsa setelah lulus dari sek
rata-rata. Sehingga tak sia-sia kedua orangtuanya mengirim Sadam ke pesantren, karena Sadam bergitu sangat berub
hnya adalah seorang Kiai pemilik pondok pesantren di kota Bandung dekat rumahnya. Sehingga, Sadam selalu
n begitu, Sadam harus selalu menuruti perkataan orang tuannya. Akan tetapi, Sadam tidak seperti anak-anak semata wayang yang lain. Ia
banyak orang yang menyukai dan mengaguminya saat pertama kali bertemu dengan seorang Sadam. Memang sejatinya manusia tidak ada yang sempurn
t serta pahatan hidung dan bibir yang sempurna. Dan matanya yang sipit, lalu semakin sipit ke
g orang, bahkan ia senantiasa menawarkan pertolongan kepada siapapun. Tak henti-
monis yang bisa membuat suasana menjadi damai dan tentram. Siapa pun yang mendengarnya pasti akan selalu in
k yang menjadi penggemarnya. Tapi lagi-lagi dia merendah hati, menundukkan ke
dam hanya beristirahat dirumah walaupun ketika keluar rumah ia hanya pergi ke rumah sahabatnya. Ia pun tak sempa
dan tentunya dengan peringatan yang harus selalu Sadam ingat. Sadam pun tidak keberatan dengan semua
orang tuanya. Hari ini adalah hari pertama Sadam masuk sekolahnya sebagai murid baru, dan kegiatan os
a seorang gadis yang terny
emandangi satu sama lain. Mereka bingung. "Eh
gadis lain dengan me
m kak," si
a para gadis itu mulai menyukai Sadam. Sadam hanya tersenyum aneh melihat tingkah seniornya itu. Dika pu
suka dan muji kamu. Aku jadi
tapi semua ini cuma titipan. Dan hanya Allah yang pantas di puji
ak tuh cewek-cewek yang suka sama kamu. Bahkan kalau kamu mau nih, kam
ja. Kamu kan tahu prinsip aku, udahlah jangan mikirin itu mulu. Mending
bantuin aku dong!" ucap Dika
jangan ngomongin hal-hal yang gak penting kay
mengulanginya lagi." sambil meme
ada buat Sadam. Dan Dika adalah satu-satunya orang yang Sadam percaya, ialah satu-satunya orang yang tahu semua tentang Sadam. Meskipun mereka se
mereka sudah menghabiskan waktu bersama untuk bermain dan belajar.
a sampai tiba waktunya dimana ia akan mengkhitbah seseorang yang ia cintai. Itul
berpikir lebih dewasa dari pada teman-teman sebayanya. Berusaha menjaga hatinya, menahan hawa nafsunya, sehing
. Dan itu hal yang cukup membuat dirinya pasti dari pada memikirkan hal-hal yang tidak
tergoyahkan ketika ia mulai bertemu dengan seseorang itu. Seseorang yang membuat hatinya dan pik