Sera
, dan suara ayam bersahutan di kejauhan. Di sebuah rumah s
tinggal serumah dengan wanita yang ia nikahi bukan karena
mar mandi. Tak ada sapa. Tak ada senyum pagi. Ha
kan kecil. Ayu menyajikan nasi goreng
sarapan pagi,"
. "Enggak apa-apa. M
sih," kata
embali membu
an. "Kalau Mas Niko butuh ruang,
h ini kecil, dan... kita udah sep
ma enggak mau bikin Mas
ang harusnya minta maaf. K
-langit kayu di kamar. Suara jangkrik dari luar se
gi foto mendiang suaminya yang du
letakkan foto i
hkan membantu memotong sayur. Semua dilakukan canggung, tapi Ayu menyambutnya
sa, Tuan Aditya memutuskan mem
bisnis," katanya. "Dan Ayu... kamu b
umah besar di ibu kota, tapi ia tidak keberatan. Ia mengikuti Ni
panas da
Ada pembantu, tapi semua terasa dingin tidak
ari bawah, duduk sebagai asisten ayahnya, mendampingi rapat, memahami jalur ekspor-impor dan
memulai hidup b
api mencatat, mengukur bumbu, mencoba resep baru. Masakannya bukan sekadar tug
lalu. Ritme merek
kan Niko. Siapka
ke toko bahan, atau i
t pundaknya sambil mendenga
seperti istri sekaligus ibu. Ia memomong, bukan karen
anggung, mulai terbiasa
u ma
aku ngerasa kamu ter
senyum
lama. Bukan karena cin
anggil N
noleh.
tidur memelukmu? Aku cuma pengen
ngkat ali
n pengen ngerasa hangat
n. Lampu redup. Niko mem
cara tak sengaja, punggung telap
negang. Tapi tidak m
tidak berk
dirinya... ad
aliran hangat dari bawah perut. Getaran keci
ara. Hanya m
tahu: tubuhnya
a menit
Niko, mata mereka berte
. Tapi tidak berbicara
gemetar, Niko melepaskan ba
juga, Niko
nya b
antasi. Tapi karena kenyataan. Karen
bahkan tertawa kecil
sembuh," bisiknya,
a apa-apa. Ia hanya membiarkan
ingin, tapi karena emosi yang nyaris tak bisa ia kendalikan. Di
sedikit menjauh, lalu
" tanyanya, ny
ngan kata-kata. Ia ha
yu. Ia menunduk, mencium dahi wanita itu. Lal
n tubuh yang paling lembut da
a jatuh di
a. Karena hangat. Karena ia tahu: i
lah kem
buh..." katanya di a
hanya menjadi tempat Niko bersandar. Dan saat itu, mereka tidak hanya me
kalinya, mer
rasa
a te
a pa
.. yang akhirnya
elah tirai. Udara Jakarta yang biasanya peng
k. Nafas mereka tenang. Dada Niko bergerak perlahan, lengannya melingkari pinggang Ayu. Sementara
Seperti awal baru yang
un. Ia hanya memandangi Ayu yang masih tertidur di p
. Senyum yang belum pernah munc
sedikit selimut yang turun. Ia menunduk dan men
pelan, matanya
ya dengan suara
ak sayang?" ta
irespon angg
ng. Tidak terburu-buru. Hanya tenggelam
alau bisa sebahagia
b. Ia hanya menge
berjalan seperti biasa. Tapi bagi dua orang
a orang asing yang t
. rumah bagi
m Pe
rk