img Janda Penyembuh Hasrat  /  Bab 2 Pernikahan Niko dan Ayu | 40.00%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 2 Pernikahan Niko dan Ayu

Jumlah Kata:1485    |    Dirilis Pada: 13/06/2025

nikahan N

ota Jakart

. "Menikah? Di usia 20? Serius?" gumamnya dengan nada tidak percaya.

eksklusif di kota. "Kalau rudalku berdiri malam ini, itu artinya aku masih normal. Aku gak

leh manajer club. "Room VIP, sekarang,"

dengar samar. Tak butuh waktu lama, lima wanita berpakaian minim masuk, masing-masing membawa pesona yang berbeda

ada satu wanita yang paling cantik, paling seksi, den

am ini," katanya pela

n sesuatu bahwa dirinya masih 'berfungsi', bahwa ia masih bisa memilih jalanny

puan secantik itu menempel padanya, rudalnya tetap tak menunjukka

g salah

ya yang kini sudah begitu dekat, aroma parfumnya menguar

jemarinya menjelajah naik ke bahunya, lalu turun ke pinggang, merasak

gairah. Tangannya pun mulai menjelajah lebih jauh, memegang payudara wani

tidak den

k bergeming, seperti mati rasa. Padahal otaknya mencoba meyakink

nya tak ma

enatap wanita itu sejenak bukan karena tidak tertarik, t

ntuhan kulit hangat, dia merasa lebih telanjang dari sebe

ku," ucapny

e hotel bintang lima yang biasa jadi tempat pelariannya dahulu sebelum kecelakaan. Sesampainya di sana,

dan kemejanya lalu melempar ke sofa. Ia berjalan dengan te

ur malam ini?" tanyanya datar, tapi ada ge

h itu jatuh ke lantai, menyisakan tubuh indah yang sempurna, seperti pahat

itu akhirnya bertanya dengan suara l

lu buru-buru menggeleng. "Enggak... engg

wajah Niko dengan tatapan penuh pengertian. Tapi justru i

. Bareng aja. Bukan ap

ka pun terbaring dalam diam. Tapi di dal

hkan dalam situasi seperti ini pun, tubuhnya tetap meno

ahwa semua ini hanyalah tekanan sementara. Ia naik ke atas tubuh wanita itu, mencium leherny

alah satu putingnya, berharap sentuhan dan rasa itu bisa membangkitkan rudalnya yang membandel.

, sia

ya berat, bukan karena lelah secara fisik, tapi karena kel

ngkah ke kamar mandi, membuka pintu, dan menyalakan shower. Air dingin me

terdengar suara lembut da

au... aku t

suara Niko, pel

. aku sen

a itu

in, matanya terpejam. Malam ini bukan hanya tentang rudal yang gagal berdiri. Ini tenta

semarak. Spanduk bertuliskan "Jalan Sehat Bersama & Festival Seni Tradis

a di sampingnya, memakai kemeja putih bersih dan celana bahan hi

ia mel

y

Rambutnya diikat sederhana, kulitnya sawo matang, wajahnya tidak mencolok. Tidak

amati den

u?" batinnya b

. Yang kulitnya bening, matanya tajam, tubuhnya nyaris se

Tidak cantik menurut standar orang-orang di

ustru bisa membuatku berga

ko pelan. "Perhatikan baik-

Ayu, diam-diam me

atap cangkir teh yang sudah dingin. Di depannya, Tua

ah tahu latar belakangmu, Ayu. Kami tidak datang untuk menilaimu. Ka

h Niko, yang duduk di sisi lain ruangan. Pria itu tidak

"Maaf, Pak. Saya tidak paham...

ya menata

ng kami minta hanya satu: pertimbangkan. Dia butuh

lagi. Pria itu hanya m

ncoba mera

an beri anakku status janda, tapi tak pernah merasa jadi istri. Kenapa anakku terus dikelil

git bibir, dan menye

hari ke

s. Bayangan dirinya tampak sempurna, tapi h

menuju pemulihan. Bukan cinta. Bukan

ada pesta besar. Hanya akad kecil di pendopo tua,

ucapkan, Ayu menunduk pelan,

o... hanya me

esai. Tapi hatin

pert

kain panjang dan selendang. Rambutnya

ggantungkan jasnya, l

a detik

ahu ini aneh buat Mas Niko. Saya j

natap d

rena harus, buka

engan

bisa mulai dari s

o d

mendengar Ayu berbicara seperti itu... ada sedik

diri, membelak

lukan, tanpa sentuhan. Hanya dua orang asing.

ngannya tinggal di Kota. Niko menemani selagi menung

m Pe

rk

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY