ng sudah memilih jalur yang dianggap "baik" sekalipun, luka teta
galami
apa atasan menganggapku terlalu idealis, terlalu sering menyuarakan perubahan, terlalu "berisik". Di saat yang sama, keluargaku s
Aku mulai bertanya pada diriku sendiri bahwa apakah semua ini layak di
ang panjang atau puitis. Kadang hanya kalimat pende
atan adalah bangun pagi saat kau ingin menyerah. Hadir di kelas saat hatimu sedang
endahan hati. Ia mengikis kesombongan, membakar keangku
Keberanian untuk gagal. Keb
ru sebaliknya, Trisnawan adalah mereka yang memilih berjalan dengan luka, bukan menghindarinya. Mereka
a tahu mereka sedang menanggung beban berat yang tak terlihat. Aku lebih lembut kepada rekan
keberanian sejati bukan ketika kita tak punya rasa taku
harapan. Dan dari harapan itulah, kebe