lu," suaranya tegas, me
engan motor maticnya. Wajahnya setengah serius, setengah me
mu, Faldo! Dasar cowok sok kegantengan!" h
g kebetulan sedang menunggu di sebelahku
? Ngapain ganggu Erina?!"
tenang. "Aku cu
lagi!" Merlin maju, matanya menyala. Aku tahu
hi, menahan Merlin agar tidak benar-benar melayangkan tinju
i kita ngobrol baik-baik," katany
in menghela napas kasar-kali! Jangan pernah deket-deke
katanya pedih, tap
tahankan cowok kayak dia?" lanjutnya, suaranya menin
k. Hati kecilku masih
Namun dari halaman, aku melihat Faldo berdiri dengan al
gku. "Rin, jangan konyol. Jangan
b, tapi Faldo suda
ol sebentar? Aku cuma
sudah memaafkannya, tapi Merlin mela
bisa deket lagi sama Erina.
ku ngerti, Lin... tapi kali ini aku sungguh-su
gak cukup. Gue nggak akan b
rah, tapi juga masih menyisakan cinta yang susah kuakui
jalan menuju pangkalan ojek. Tiba-tiba, dari arah
inta maaf. Bisa nggak
ain lu muncul lagi? Gue udah b
dalam. Kali ini aku mera
gobrol sebentar. Kamu
gku pinggir jalan, sementara Merlin
a kesalahanmu. Tapi itu nggak berarti aku mau
g. "Tapi aku masih sayang sama
. Aku nggak mau terus saling menyakiti. Keputusan
rat. "Kalau itu pilihanmu... aku terima.
ukan alasan untuk bertahan di hubungan yang bik
menatapku sebentar, lalu
erlalu gampang cemburu. Lima kali kami bertengkar, lima kali aku te
ang cinta harus diakhiri demi diri sendiri. Kalau jodoh, pasti di
nya datang, aku mengingatkan diriku sendiri: cinta bukan alasan bertahan dalam hubu
ntin, gelas es teh masih berembun di tangannya. "Ka
uluh kiloan lah dari sini. Tiap hari bolak-balik naik angkot
," Fajar ketawa. "Terus kampungmu
nggak ada. Kalau mau ke mall harus ke kota. Tapi l
lau anak-anak ngajak jalan ke mall
alu ngemol rumah ku aja biasa aja, sederhana. Tapi nyaman
a lanjut, "Aku juga sering liat kamu sibuk di acara seni.
. Dunia seni tuh seru, bikin hidup nggak
r senyum. "Aku pikir
Dasar! Aku bukan Mer
. "Kalau di rumah, kam
kelas satu SMA, Enda kelas enam SD. Kalau ayah d
h jadi an
anan buat ayah di sawah, ikut panen juga. Tapi
nap
cowok iseng.
m tipis, ka
lau kamu sendiri? Da
h ke musik sih. Penampilan aja agak r
alau nongkrong suka ny
buran," di
u Merlin denger obrolan ini, pasti langs
an, suatu siang Merlin kembali berulah. Tiba-ti
inter, calon sarjana sebentar lagi,
lamualaikum, Erina. Aku sering deng
alaikumsalam... semoga yang d
tentang kesibukannya jadi asisten dosen, tentang kegiatannya di pesan
ali. Dia memang pintar berbicara,
aran yang sama seperti saat bersama Faldo dulu, atau tawa lepas seperti ketika ng
menatapnya sekilas, lalu tersenyum tipis. Dalam hati aku tahu, seb
nya selalu ramah, obrolannya santun, bahkan terkadang membaw
leng kepala melihat kesungguhannya menjodohkan aku dengan orang lain,
rap datang membawa kebaikan, jajanan, amplop, obrolan ringan. Tapi tak sekalipun ia men
atau curiga. Semua berjalan seolah biasa, padahal di dala
berlalu tanpa
*

GOOGLE PLAY