Hari di mana ia akan kembali menghadapi Bara, pria yang ia tinggalkan dan sakiti. Perasaannya campur aduk: gugup, takut, dan sedikit rasa bersalah yang tak bisa ia
ri, senyumnya menenangkan. "Langit aman b
cermin. Ia memilih pakaian yang sederhana namun elegan: blus putih longgar dan celana panjang hitam, tanpa riasan berlebihan. Ia i
i berusaha menghidupkan suasana dengan obrolan ringan. Namun, Ayla tak bisa fokus. Pikirannya mela
Aku sudah bilang pada sekretarisnya kalau ada 'tamu penting' yang ingin bert
ang sebagai "istri yang kembali", Bara mungkin akan menolak bertemu atau langsung meluapkan a
berputar lambat. Gedung-gedung tinggi Paramarta Group kini terlihat menjula
wan. Tentu saja, wajahnya mungkin tidak asing bagi mereka yang bekerja di sana bertahun
sa begitu nyata. Beberapa karyawan terlihat panik, telepon berdering
a, sekretaris Bara, dengan wajah tegang. "Bapak B
ni tegas, tanpa memberikan kesempatan
ke depan pintu ruang direktur utama. Jantung Ayla serasa ingin meloncat kel
lu membukanya perlahan.
atahari. Meja kerjanya penuh tumpukan berkas yang berantakan, asbak penuh puntung roko
rah jendela yang tertutup. Bahunya merosot, rambutnya sedikit acak
diganggu, Lia!" suara Ba
ya. Pintu tertutup di belakang mereka.
ya lembut. "Tapi ini benar-benar penting. T
kursinya. Dan saat itul
penuh lingkaran hitam. Wajahnya kurus, pipinya cekung. Kumis tipis yang biasanya selalu
olah melihat hantu. Ia bangkit dari kursekat. "Apa... apa yang
an juga kelelahan yang terpancar dari Bara, semua itu terasa menyakitkan. Ia sudah mempersi
Bara," kata Ayla, berusaha m
menghancurkanku! Kau yang pergi tanpa sepatah kata pun, setelah menjeb
rkobar penuh amarah. Setiap langkah
ndapatkan kebebasanmu? Aku tidak punya apa-apa lagi! Se
mu, Bara," Ayla mencoba menje
at aku di ambang kehancuran! Apa ini rencanamu
menahannya. Ia harus kuat. Ini adalah bagian dar
uapan amarah Bara. "Aku tahu apa yang kau pikirkan. Tapi ini
kit terdiam, amarahnya mereda se
jay
eledak. "Dia memanipulasi keuangan perusahaan, menggelapkan dana, dan sekarang mencoba mengambil alih segala
a. "Bagaimana kau tahu semua ini? Jang
njuk Arini. "Arini yang menghubungiku, memintaku
rapa bukti, tapi belum cukup kuat untuk menjeratnya. Tapi jika Ayla kembali sebagai istrimu, ia punya hak untu
masih dipenuhi kecurigaan. "Istriku? Setel
jelaskan dengan sabar. "Ayla tidak pernah mengurus percer
rutkan kening, mencoba mengingat.
pembagian aset atau mengambil alih," jelas Ayla. "Wijaya tahu ini. Dia mengira dengan kau terpuruk, tidak ada yang bisa menghentikannya. Tapi
kiran Ayla, betapa pun sulitnya ia menerima, terdengar logis. Ini
a, menatap Ayla dengan tatapan dingin. "Kau membenciku, kan?
tang Langit. Ia tidak bisa mengatakan bahwa ada rasa bersalah yang menggerogoti
ia sering berkunjung ke kantor Bara, melihat semangat para karyawan, visi Bara yang ingin memajukan perusahaan. "Aku tahu betapa berartinya perusahaan
urus, mencoba membaca kebohongan di matanya. Ayla berusah
anjutkan, suaranya lebih percaya diri. "Dia selalu punya
uhkan diri di sana, menatap berkas-berkas yang berserakan di mejanya. Waj
ih kepada dirinya sendiri. "Kau k
e arah meja Bara. "Ini tentang membersihkan nama baik Paramarta Group. Ini tentang me
alanya, menatap Ayl
engan begitu, kemunculanku tidak akan terlalu mencurigakan. Dan aku bisa mulai mengumpulkan informasi, mendek
melihatnya. "Rujuk? Kau tahu betapa mustahil
. Aku hanya meminta kau bekerja sama demi menyelamatkan apa yang masih tersisa. Setelah semua
Dia akan membantumu dengan langkah hukum, dan Ayla akan menjadi mata dan telingamu di dalam. Mengingat Wijaya sangat p
dalam kehancuran yang diciptakan Wijaya, atau mengambil risiko dengan menerima bantu
nya bertanya, suaranya masih bera
lega. Setidaknya, Ba
menunjukkan kepada semua orang bahwa kita sedang berusaha memperbaiki pernikahan kita. Ini akan menjadi alasan kuat bagi kembaliku. K
ang Wijaya coba kuasai," Arini menambahkan. "Dengan begitu, pergerakan Wijaya akan terhamb
rlihat lelah, namun ada sedikit cahaya di matanya.
la?" Bara akhirnya bertanya, tatapanny
alah pada fakta bahwa kita memiliki musuh yang sama: Wijaya. Dan kita punya tujuan yang sam
ntang kepercayaan. Yang bisa ia beri
at terakhir kali mereka bertemu. Ayla yang dulu ia kenal, rapuh dan terkekang, kini ber
... mencoba percaya padamu. Tapi satu kesalahan, Ayla, s
seperti sebuah perjanjian bagi A
ah yang paling berbahaya: menghadapi Wijaya, dan berpura-pura menjadi istri yang setia, di hadapan pria yang membencinya. Misi ini baru saja d