img Kesalahan di Malam Sebelum Akad  /  Bab 4 pembatalan pernikahan | 20.00%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 4 pembatalan pernikahan

Jumlah Kata:2291    |    Dirilis Pada: 09/07/2025

yang menguras tenaga. Rumah megah Ardi yang dulunya dipenuhi tawa dan rencana masa depan bersama Maya, kini diselimuti aura canggung dan t

diam-diam, terlihat jelas betapa terpukulnya ia dengan kenyataan bahwa putra kesayangannya membatalkan pernikahan dengan seorang wanita yang sudah mereka a

kerja Ardi. Jeda yang panjang menyelimuti pertanyaan itu, seperti badai yang tertahan. "Bukan hanya Maya yang

ya yang terluka dan suara tangisannya akan muncul di benaknya. "Saya tahu, Ayah. Dan saya sangat m

i, kamu mengatakan kamu memiliki perasaan padanya. Apa itu kebena

k bisa berterus terang, tidak bisa mengakui bahwa insiden itu adalah hasil dari kecerobohan d

eyakinkan. "Perasaan itu memang ada. Saya hany

n perdebatan itu. Ada kekecewaan yang mendalam di matanya, k

buatnya nyaman. Setiap sudut rumah ini mengingatkannya pada pernikahan yang gagal, pada wanita lain yang seharusnya menjadi penghuni rumah ini. Ia sering

kompleksitas situasi orang dewasa di sekitar mereka. Mereka hanya senang bisa bermain di rumah yang lebih besar, dengan A

sedang pergi bekerja. Mereka berdua duduk di teras belakang, men

jadi begitu cepat." Ia menoleh ke Rio, matanya menunjukkan kepedihan. "Aku merasa bersalah p

dirimu, Citra. Ini bukan salahmu. Ini murni kesalahan Abang Ard

isik, suaranya parau. "Pernikahan yang tidak didasari

rdi berjanji akan bertanggung jawab. Setidaknya, dia

," Citra membalas pahit. "Keluarganya tidak

tuk diresmikan." Orang tua Citra, meskipun terkejut, merasa sedikit lega dan bangga bahwa putri mereka akan menikah dengan seorang pria kaya dan terpandang seperti Ardi. Mereka t

syukuran kecil yang dihadiri keluarga inti dari kedua belah pihak, dan beberapa teman dekat yang tidak terlalu banyak bertanya. Ardi bersikeras untuk merahas

rhana berwarna putih gading, wajahnya pucat. Ia terlihat cantik, namun pancaran kebahagiaan yang seharusnya ada di mata seora

s kawin tersebut dibayar tunai," Ardi mengucapkan

heningan yang canggung, dan tatapan mata yang bercampur aduk dari para tamu. Ada yang

senyumnya terasa kaku dan tidak sampai ke mata. Citra juga berusaha tersenyum,

Ardi dan Citra tidur di kamar yang berbeda, sebuah kesepakatan tak tertulis yang mereka berdua butu

suh. Mereka jarang berbicara, kecuali tentang hal-hal praktis terkait si kembar atau urusan rumah tangga.

a, saat mereka berdua berada di ruang keluarga, setelah si kembar terti

ong. "Kamu benar, Ardi. Ini t

"Aku tahu maaf tidak akan mengubah apa

hilang, Ardi," Citra membalas, suaranya tenang namun

"maaf" terasa begitu hampa di hadap

a bertanya, menatapnya lurus. "Kita sudah m

s bertanggung jawab padamu. Aku akan berusaha menjadi suami yang baik. Aku

ua tentang uang, Ardi? Aku menikahimu bukan karena uangmu! Aku menik

hu bagaimana caranya membangun jembatan di antara mereka,

ranya lembut. "Aku hanya... aku tidak

a, suaranya lirih. "Mungkin kita hanya harus menerima k

i hidup sebagaimana mestinya. Sebuah k

, menjadi gosip hangat di kalangan sosialita Jakarta. Spekulasi bermunculan, mulai dari Ardi yang selingkuh, hingga Maya yang t

pertanyaan dari berbagai pihak. Ia harus pandai-pandai be

nya salah seorang teman dekat Rio saat mereka bert

Cinta itu memang misterius, kan?

uncul di acara sosial, dan bahkan memblokir semua kontak Ardi. Hati Ardi semakin mencelos setiap ka

rasa sangat terhina dan terluka. Ini menambah beban di pundak Ardi. Ia telah kehilangan Maya, d

i objek bisik-bisik dan tatapan aneh. Beberapa kolega yang dulunya ramah kini menjaga jarak. Proyek-proyek besar yang sehar

pun. Ia tidak bisa menjelaskan kebenaran pada orang tuanya, pada tema

ra sedang duduk di sofa, memandang kosong ke luar je

-baik saja?" tany

merasa lelah. Lelah dengan semua t

lebih buruk, karena ia adalah "orang baru" yang tiba-tiba masuk k

kata, suaranya lembut. "Tapi k

"Bersama? Bisakah kita benar-benar bersama, Ardi?

alu menjadi bayangan yang mengikuti mereka, bayangan yang a

hit di lidahnya. "Tapi aku akan mencoba. Aku akan berusaha. Aku

b, hanya kembali me

r Citra. Ia berdiri di depan pintu yang tertutup, ragu-ragu. Haruskah ia masuk? Haruska

pulas di ranjangnya, dengan Kevin dan Kiki yang tidur di kasur terpisah di lantai, dekat ranjang Citra. Melihat mereka ber

di pipi Citra. Ia tahu, Citra juga menderita. Mungkin lebih dari dirinya. Citra telah kehilangan kehidup

Citra. Sentuhan itu lembut, nyaris tidak terasa. Citra

, suaranya parau. "Aku akan mencoba

adalah satu-satunya janji yang bisa ia berikan. Ia akan menjalani pernikahan ini, ia akan mencoba memban

sekuat dulu. Citra fokus mengurus rumah dan si kembar, yang kini mulai terbiasa dengan lingkungan baru mereka. Rio sering datan

u. Senyum tipis terukir di wajah Citra saat Kevin mengeja kata-kata dengan susah payah. Pemandangan itu, mes

ongak, menyadari kehadiran Ardi. Senyumnya sed

pulang, Ardi

engangguk. "

a menjawab, menunjuk buku di ta

angguk. "

a. Ardi ingin mengatakan sesuatu, ap

imu?" Ardi akh

itra menjawab singk

alah sebuah formalitas, sebuah facade untuk menutupi kebenaran. Tap

aranya lebih serius. "Kita

menunjukkan sedikit kek

mudah. Untukmu, dan untukku. Tapi kita tidak bisa terus hid

ulit diartikan. "Membangun apa, Ardi? D

natapnya lurus. "Membangun pengertian. Mu

agaimana pernikahan ini dimulai. Namun, ia tahu ia harus mencobanya. Demi

secercah keraguan yang mungkin bisa menjadi pintu menuju sesuatu yang lebih baik. Bayangan masa lalu memang masih mengikut

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY