g dingin tak akan bertahan lama. Sejak percakapan di ruang tamu malam itu, ada perubahan halus yang mulai terasa di antara Ardi dan Citra. Bukan lag
berusaha pulang lebih awal, menolak undangan makan malam bisnis yang dulu sering ia hadiri.
dari mesin cuci ke ruang jemur. Tanpa ragu, Ardi menghampiri, me
berkata singkat, beru
nggantungkan pakaian dalam diam. Keheningan itu berbeda, tidak lagi berat, melainkan te
kit?" tanya
tak terlihat. "Sedikit pegal. Biasa, habis
ntuhan itu mengejutkan Citra, membuat matanya membelalak. Ini adalah sentuhan non-formal pertama di
bisik, fokus pada pijatannya. "Kenapa t
uaranya pelan. "Mereka sudah si
tra. Ia menyadari betapa kerasnya Citra bekerja selama ini, mengurus rumah besar ini dan juga
engangkat barang, membawa tas belanja, atau sekadar membukakan pintu. Interak
lam pengasuhan Kevin dan Kiki. Ia mulai bergabung dengan Citra saat mereka makan malam, mendengarkan cerita si kemb
di rewel dan mulai menangis. Ardi, yang tidak terbiasa menghadapi tangisa
Kevin ke pangkuannya, memeluknya erat, dan membisikka
at belajar," Citra menjelaskan dengan lembu
bagaimana Citra berinteraksi dengan si kembar, penuh kehangatan dan kasih sayang. Ini adalah sisi Citra yang belum pernah
kembali ke kamar Citra. Ia melihat Citr
i memulai, sedikit canggung. "Aku tida
a-apa, Ardi. Kamu sudah berusaha
Ardi mengakui, tulus dari hati. "Aku tidak tahu b
dikit merona.
melanjutkan. "Aku ingin belajar. Aku i
ang belum pernah Ardi lihat sebelumnya. "Tentu saja, Ardi.
ng terkubur. Citra bercerita tentang masa kecilnya di desa, tentang impiannya untuk menjadi guru, tentang bagaimana ia akhirnya meran
inkan sebagai seorang wanita yang kuat, mandiri, dan memiliki kedalaman hati yang luar bia
menghantui. Ardi seringkali merasa bersalah setiap kali ia mulai merasa nyaman dengan
emimpikan Maya dalam gaun pengantinnya, menangis histeris. Ia meras
h kaki mendekat. Citra. Ia berdiri di ambang
ja, Ardi?" tanyany
ala. "Tidak. Aku... ak
n pengertian. Ia tidak menghakimi Ardi, tida
a berbisik, melangkah mend
ah mencintainya. Sangat mencintainya.
erkata, suaranya tenang. "Dan aku tidak akan memintamu melakukan i
memahami. Ia melihat kekuatan dalam diri Citra, kekuata
berbisik, tulus. "Terima k
m tipis. "Kita akan
harapan. Harapan bahwa mereka, meskipun dimulai dengan cara ya
Citra seringkali merasakan tatapan penasaran dan bisik-bisik. Pak Danu dan Bu Amira perlahan mulai menerima keberadaan Citra, terutama se
arga bahwa "cinta memang misterius" dan "Ardi dan Citra ditakdirkan bersama." Rio juga berusaha menjalin kembali hubungan antara kelua
a langsung, menjelaskan, meskipun ia tahu ia tidak bisa jujur sepenuhnya. Pak Bayu aw
Pak Bayu datang sendiri, wajahnya menunjukkan kelelaha
ergetar. "Saya tahu saya telah menyakiti putri Bap
anyak hal, Ardi. Hati putriku, martabat keluarga kami. Aku tidak tahu
. Saya hanya ingin meminta maaf. Dan saya ingin Bapak tahu, saya ser
ak Bayu bertanya pahit. "Pernikahan yan
b pertanyaan itu. Ia hanya bisa mena
kan keputusan yang mudah bagi saya," Ardi berkata. "S
"Aku tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi padamu, Ardi. Tapi aku hanya ingin
"Saya akan melakukan apa pun, Pak, agar Maya bisa bahagia l
a. "Berikan dia waktu, Ardi. Itu y
bisa menyampaikan permintaan maafnya secara langsung. Itu adalah lan
am, belajar memasak hidangan sederhana. Mereka seringkali makan bersama di meja makan, dengan si kembar yang bersemangat
Citra menyanyikan lagu anak-anak dengan suara lembut saat ia menggosok piring. Lagu itu
us," Ardi berkomentar, mem
malu. "Hanya l
" Ardi menegaskan. "
ing menyanyi di paduan suara ger
a. Ia tidak pernah tahu bahwa Citra memiliki bakat dan minat di bidan
tahu," Ardi berkat
ma lain," Citra membalas, tatapannya lembut. "Mungk
banyak hal yang belum mereka ketahui satu sama lain. Proses "membangun sesuatu" ini adalah tentang mene
ipun awalnya ragu, perlahan mulai terbuka. Ia bercerita tentang impiannya untuk memiliki sebuah toko buku kecil, tempat anak-ana
yang baru, kepingan yang membantu Ardi melihat Citra sebagai individu yan
n nyaman, kehangatan, dan sebuah koneksi yang perlahan terbentuk dari interaksi sehari-hari mereka. Ia mulai menghargai ketenangan Citra, kesabarannya, dan kebaik
yang lebih tenang, lebih dalam, dan tumbuh dari fondasi yang tidak biasa. Sebuah fon
mu, membaca buku, Kiki, salah satu si kembar, terbangun da
kemudian melihat A
cil Kiki yang hangat menggenggam erat jemarinya. Ia menatap Citra, dan untuk pertama kalinya, ia melihat senyum
irian. Mereka memiliki satu sama lain, dan mereka memiliki si kembar. Dan mungkin, hanya mungkin, di tengah semua kekacauan ini, mereka sedang mencari dan
it lebih ringan. Ia tahu, ia harus terus mencoba, terus membangun. Karena di balik semua