palanya. Setiap desahan napas Garen yang tertahan adalah pengingat akan kerapuhan hidup dan urgensi situasi. Dokter telah menjelaskan berulang ka
r tak dikenal. Adara tahu, ini Rian Kusuma. Tan
ranya nyari
rtimbangkan tawaran saya," suara Rian terdengar tenang, t
ta-kata yang tepat. "Saya tidak tahu harus ber
ak suka membuang waktu. Saya sudah mengatur pertemuan di restoran 'The S
galkan Garen, tidak bisa pergi menemui pria asing di tengah malam. Namun, bayangan
menjawab, suaranya terc
leh benang takdir. Ia kembali menatap Garen, mengusap pipi suaminya yang dingin. "Maafkan ak
erwarna gelap, mencoba terlihat seprofesional mungkin, namun hatinya t
gan malam kota yang gemerlap. Adara merasa kecil dan tidak nyaman di tengah kemewahan yang asing itu. Ia
di tubuhnya yang atletis. Wajahnya yang tampan terlihat dingin di bawah cahaya
yapa, tanpa beranjak dari
pria itu. Ruangan itu terasa hening, hanya ada suara
menuangkan air ke gelas Adara. "Langsu
ngannya sedikit geme
uhkan sangat mahal, juga kompleks," Rian menjelaskan. "Saya sudah mengeluarkan perintah untuk mentr
. Ia merasakan kelegaan yang luar biasa, namun juga ketakutan. Jika R
" Adara berkata, suaranya tercekat. "Tapi... Anda bilang ada ha
enelanjangi jiwanya. Adara merasa tidak nyaman
Anda menjadi
, tidak percaya dengan apa yang baru saja ia dengar. "A-apa? Apa ma
tahu Anda bersuami, Nyonya Wijaya. Dan saya juga tahu Anda mencintai suami
itnya dan meletakkannya di atas meja. Sebuah
akan tinggal di salah satu properti saya. Status Anda akan terjamin, dan semua kebutuhan Anda
menatap Rian. Pria ini gila. Atau dia
a berteriak, suaranya sedikit meninggi. "Saya tidak akan pe
api jika Anda menolak, saya akan menarik semua bantuan finansial saya. Dan suami Anda..." Ia berhenti sejenak, membiarkan an
s seumur hidup. Atau yang lebih buruk. Ketakutan itu mence
ara membantah, air mata mu
ak acuh. "Saya tidak melakukan amal, Nyonya Wijaya. Saya melakukan inv
diri karena terjebak dalam situasi mengerikan ini. Ia h
, suaranya frustrasi. "Anda bisa mendapatkan wanit
i sesuatu yang tidak dimiliki wanita lain yang pernah saya temui. Dan saya terbiasa mendapatkan apa yang saya inginkan. Lagipula, Anda tidak perlu khawatir. Pernikahan ini hanya form
Tidak ada pernikahan yang hanya sebuah formalitas, t
njerit. Ia tidak ingin melakukan ini. Ia tidak bisa melakukannya. Tapi bagaimana de
an dan keputusasaan. "Anda... Anda
hu bagaimana cara mendapatkan apa yang saya mau. Pikirkan baik-baik. Suami
i. Atau Anda bisa menelepon saya." Ia meletakkan kartu namanya di s
sendirian di meja mewah itu, dikelilingi o
g Garen, menggenggam tangan suaminya yang masih terpasang infus. Ia men
siknya. "Aku tidak bisa kehilanganmu. T
etia, dalam suka dan duka. Sekarang, ia dihadapkan pada pilihan untuk melanggar
kenalan yang ia punya, memohon bantuan. Namun, tak ada satu pun yang bisa menolongnya dengan jumlah uang sebanyak
dan senyum predatornya terus menghantu
Tangannya gemetar hebat. Ia tidak ingin men
ian. Panggilan itu
da." Suara Rian terduma tenang, seolah i
Adara berbisik, suaranya pec
gurus semua dokumen. Besok pagi, Anda akan menikah dengan saya secara hukum. Setelah itu, suami Anda aka
ya mencoba terdengar tegas, meskipun ia tahu ia tidak punya kekuatan untuk mengajukan syarat
pernikahan rahasia. Saya tidak keberatan. Tapi ingat, Nyonya Wijaya
h menjual jiwanya. Ia telah mengkhianati cinta sucinya demi nyawa suaminya
, Mas," bisiknya lagi, meremas tangan Garen. "Ini demi dirim
u, yang telah menarik perhatiannya sejak pertama kali melihatnya di sebuah acara seni, kini aka
ponselnya, men
a Kirana terdengar c
, tanpa sedikit pun bayangan dari percakapan yang ba
ik-baik saja, kan? Pr
andangannya menerawang ke arah kota. "Sekarang, aku bisa lebih fokus pa
jung telepon. "Benarkah, Ban
anita yang kini menjadi bagian dari hidupnya. Ia tahu Kirana adalah wanita lugu yang akan pe
tahu, bahwa takdir memiliki rencana lain. Rencana yang jauh lebih rumit dan menyakitkan dari yang bisa ia baya