g menyesakkan di ranjang. Ia telah menghabiskan malam tanpa tidur di rumah sakit, menyaksikan jarum jam berputar, menghitung detik-d
mpukan dokumen. Wajahnya ramah, namun tatapannya profesional dan tanpa
nggu rumah sakit, jantungnya berdebar kenca
usuma," jelas Dion, meletakkan berkas di meja. "Dan ini adalah su
dua Rian, dengan segala hak dan kewajiban yang telah ditentukan. Sebuah pernikahan yang hanya di atas kertas, sebuah
lembar yang ditunjuk Dion. Setiap goresan pena terasa seperti gorestar, tanpa ekspresi. "Sekarang, izinka
nggu. Ambulans itu akan membawanya ke rumah sakit swasta terbaik di Jakarta, sebuah tempat yang jauh lebih canggi
serta dokter tampak sangat profesional. Garen langsung dibawa ke ruang operasi khusus yang s
ah memesan suite pribadi untuk Anda di rumah sakit ini, untuk sementara. Setela
a ingin operasi ini berjalan
nya, dokter keluar dari ruang operasi, waj
s. Pendarahan di otaknya sudah teratasi, dan tulang-tulang yang patah sudah kami pasang
luar biasa. Ia nyaris tumban
lah ini," tambah dokter. "Ada kemungkinan ia masih akan membutuhkan terapi jangk
penting. Adara kini tahu, ia harus
. Kondisinya stabil, meskipun ia masih terbaring tak sadarkan diri. Adara selalu ada di sisiny
angan Garen, di mana Adara duduk di samping ranjang suaminya
Rian datar, tatapannya menyapu
il," jawab Adara, suaranya dingin. Ia ti
dia mendapat yang terbaik." Ia kemudian menatap Adara dengan tajam. "Sekarang
ncelos. Saatn
n Anda akan menjalankan peran Anda sebagai istri saya. Ingat, pernikahan ini ra
angguk pasrah. Ia tid
malis, terletak di kawasan elite Jakarta. Rumah itu besar, megah, dan terasa dingin. Tidak ada kehangat
iri bersama Kirana. Rumah ini murni disiapkan untuk Adara, s
ng ditugaskan Rian kepadanya. Asisten itu, seorang wanita paruh baya bernama Bu Ida, sangat profesional namun juga menjaga jarak
akan membacakan buku, memijat kakinya, berbicara tentang kenangan indah mereka. Ia akan m
uk memastikan Adara mematuhi perjanjian. Ia akan datang ke rumah sakit, memeriksa kon
an akan bertanya, nada
ra akan menj
entang perawat
id
robot, menjalani hidupnya tanpa jiwa. Ia selalu mengenakan cincin pernikahannya dengan Garen di jari man
aknya mencari rumah di pedesaan, membahas detail pernikahan impian mereka. Kirana sangat bahagia. Ia tidak tahu apa pun tentang s
dari kehidupan sederhana di desa, pria yang akan memberinya masa depan
. Sebuah artikel tentang proyek Menara Kencana menarik perhatiannya. Ia
sebutkan bermasalah waktu itu?" tanya Kira
. Ia melihat foto Garen Wijaya di majalah itu. Ekspresiny
bermasalah. Ada kecelakaan kecil di lokasi proyek, dan dia
kali," Kirana berkomentar.
Kirana tahu apa pun tentang Garen atau Adara. Dunia itu, dunia yang k
bil. Adara tetap setia di sisinya, berharap pada sebuah keajaiban. Ia telah kehilangan semua
rawatan terbaik diberikan untuk Garen. Namun, setiap kali Rian datang, Adara merasakan jiw
tang berkunjung, ia memb
sambil berdiri di samping ranjang Garen. "Sekarang, saya ingin Anda sesekali datang
i ia akan bertemu Kirana. Ia tidak siap untuk itu. Ia
tidak ingin bertemu siapa pun. Saya han
sudah menandatangani kontrak. Anda adalah istri saya. Dan ada hal-hal
a," Adara mencoba membanta
, atau teman lama. Saya akan mengurusnya. Anda hanya perlu tampil, bersikap ramah, dan
en akan dipertaruhkan. Adara menghela napas p
suaranya nyaris tak terden
patuhan Adara. Ia menyukai tantanga
walnya. Dan pastikan Anda terlihat segar. Anda sekar
ya di jendela. Wanita yang dulu penuh semangat, penari balet yang anggun, kini hanyalah ba
ng tangan suaminya. "Maafkan aku, Mas," bisiknya. "Aku tidak tahu samp
sia yang tersembunyi dari dunia, yang mengancam untuk menghancurkan semua yang tersisa dari dirinya. Ia hanya bisa berharap, suatu hari nanti, keajaiban akan terj