an waktu kurang lebih sepuluh jam untuk mencari pekerjaan. Ia keluar rumah pada pukul 09.00
agi di sana. Tentu saja keduanya tidak ada lagi di pos Satpam. Mengingat ayahnyanya telah memberhentikan baik
lainnya untuk mencari pekerjaan, Raline ingin mengisi perut dan beristirahat. Ia merasa sangat lelah. Mungkin dengan b
a sejak Heru batal menjadi suaminya, karena menikahi Lily. Dengan lepasnya Heru sebagai kandidat menantu potensial, ayahnya sekarang pusing tujuh keliling. H
a Heru akan melunasi semua hutang-hutangnya setelah Heru menjadi menantunya. Untung tidak dapat dir
ang ayahnya semakin menggunung, sementara ayahnya tidak mempunyai uang untuk me
pun tidak cukup. Setiap hari ada saja mantan-mantan karyawan ayahnya yang
agaimana lagi. Mereka memang sudah tidak memiliki apapun lagi. Bahkan rumah yang mereka
angga kanan kiri. Biasanya kedua orang tuanya ini sombong dan tinggi hati. Sehingga pada sa
adi, itu karena kamu ti
a orang tuanya. Jika sedang bertengkar seperti ini, keduanya acapkali menjadikannya pelampiasan atas r
berkeliling dari satu kantor ke kantor yang lain untu
g bersedia menerimanya. Selain ijazahnya yang nilainya memang pas-pasan, mungkin k
n ibunya, Raline terpaksa memfitnah Camelia agar Aksa tidak jadi menikahi Camelia. Selain itu Raline juga takut dihajar oleh Camelia. Istri
a jika ia merecoki suami orang. Lagi pula, dulu ia dan sang mama kerap menyakiti Lily, demi mempertahankan Heru. Tidak tahu diri sekali kalau ia sekar
g saat menghadapi kenyataan hidup. Di luar tembok rumahnya, kehidupan begitu keras. Tanpa koneksi, mencari pe
mampu lagi membayar gaji SATPAM, supir dan juga Asisten Rumah Tangga. Semuanya suda
berdandan. Mendidiknya agar pandai membawa diri dan bersik
nan Raline. Raline meringis. Seperti inilah perangai ibunya apa
ikan ia akan menjadi bulan-bulanan kedua orang tuanya. Tapi kalau tidak masuk, ia sangat lelah dan l
endidik otaknya! Kamu hanya fokus pada penampila
nnya. Terkadang Raline bingung. Mengapa kedua orang tuanya acapkali menganggapnya bodoh. Pa
ma dalam buku pelajarannya. Berhitung pun, ya bisalah. Dirinya hanya lemah pada bidang studi yang memerlukan inisiatif sendiri. Misaln
ku. Tapi salah genetika Mas dong. Toh b
beli mie instan, sepertinya sisa uangnya masih cukup. Paling ia akan menghemat untuk tidak membeli air minum. Perkara tidur, nanti saja ia pikirkan
embali membuka pintu pagar. Niatnya unt
*
ke perutnya. Saat ini ia duduk di depan minimarket komplek. Ia
matanya terasa panas. Raline sangat ingin berbaring. Kepalanya seperti diganduli batu berat, sementara suhu tubuhnya terus merangkak nai
ring membangunkannya. Raline yang kaget, terbangun sembari mengucek-ucek mata
a-
ilan malam, Raline.
pat mengucapkan kata halo,
minimarket komp
ngin bertemu denganmu. Pak Riswan ak
Riswan! Pak Riswan bahkan lebih tua dari a
iswan karena hutang dua milyar? Dasar anak durhaka ka
engan--Bu... Ibu!" Raline panik kare
. Ia tidak sudi menjadi tumbal atas ambisi kedua orang tuanya. Dulu, ia selalu men
leh karena itu ia berpikir, pada dirinyalah kedua orang tuanya memupuk harapan. Dirinya terus didikte harus melakukan in
di luar negeri. Dirinya kala itu masih sangat muda. Ia begitu haus akan cinta dan k
nawarkan telinga untuk menampung segala kel
salah! Sang dosen hanya memanfaatkan keluguannya. Mencari keuntungan atas dirinya yang terlunta-lunta kala mencari cinta sejati. Hingga ak
ngin mengambil kesempatan di kala ia lengah. Dan sekarang kedua orang tuanya ingin meni
yang mulai turun. Raline takut kalau kedua orang tuanya akan menemukannya d
it
aaa
dak. Nyaris saja! Raline mengelus dada. Ia nyaris tertabrak oleh mobi
n, brengsek! Nanti lo-nya nggak mati, ma
anting kembali, membuat Raline sadar.
bergetar karena takut dan ke
lo
Adams. Pria seram tattoan pemarah kakak Lily rupanya. Sial sekali ia berjump
dari atas jembatan! Itu lebih cepet matinya. Sekalian mayatnya juga akan susah dii
i. Axel benar. Daripada ia hidup namun serasa mati. Lebih baik ia benar-benar
eloncat dari jembatan, matinya juga akan lebih cepat. Flyover itu cukup tinggi.
ng menyeret tangannya kasar. Axellah yang melakukannya. Axel me
malem-malem? Hujan-hujan la
rus terang. Ia memang membutuhkan uang dua mi
aja susah. Ini lo malah mau nyari dua milyar? Gue rasa otak lo itu emang ketuke
istri yang entah keberapa, buat nebus utang. Kalau gue nggak mau, gue harus nyari uang dua milyar buat bayar itu utang. Kalo nggak, ayah gue akan di
biar lo nggak jadi pelakor musiman lagi. Tapi ada
kor, karena ia selalu mengusik rumah tangga adiknya. Dan herannya, Ax
e memberi jawaban yang sebenarnya. Akan j
ahun dengan Aksa, eh lo ditinggal kawin. Cinta setengah sarap sama Heru, juga ditinggal kawin. Gue juga begitu. Cinta set
ga. Ia tidak pernah berun
ta berdua tidak bisa menikahi orang yang kita cintai, baga
i men
r-mutar rambut ikalnya. Keningnya berkerut karena me
s belajar mencintai mahkluk penuh tatoo seperti lo ya?" guman R
lagi. Kalo lo mati, 'kan gue bisa jadi janda kaya. Oke, deal. Gue setuju nikah
pus pikiran itu. Karena gue belum ada rencana mati akhir-akhi
aline pun membuat gerakan seperti men
g. Ia sekarang bisa tertawa. Soalnya ia tidak jadi menikah dengan aki-aki. Melainkan menikah denga
orang tua lo, untuk meyakinkan m
aja kalo lo kaya
ang kita ke
ih. Senangnya ia tidak jadi menikahi aki-aki. Sedihnya, ia kemb