bentak kasar. Ia kaget. Untungnya ia masih sempat meraih pegangan pintu. Akan s
sa. Ayah dan ibunya duduk bersisian di sofa. Sementara Pak Riswan duduk di hadapan kedua orang tuanya. Kedua bodyguard Pak Ris
aan ayahnya. Melainkan ia menatap Pak
emelototi Pak Riswan. Dulu ia memang takut pada Pak Riswan. Makanya Raline tidak pernah menatap mata Pak Riswan secara lang
us. Duduk dulu, Yah. Nanti darah tinggi Ayah naik lagi
embari memegangi dada. Raline takut kalau ayahnya kolaps lagi. Dalam sebulan ini sudah dua kali ayahnya kola
ini tidak pulang-pulang. Ponselnya juga tidak aktif. Bagaimanapun Raline itu putrinya. Ia takut kalau putrinya yang naif ini mendapat m
sangat antipati pada bule. Karena di masa lalu, putrinya ini sudah pern
a?" Pak Adjie
. Tapi bule KW. Kata Lily, almarhum papanya saja yang orang Pranci
bule?" sembur Pak Adjie gusar. Putrinya ini memang susah diajak berbicara serius. Ke
di mana ia melihat wajah bule dingin ini. Tatapan mata sang bule begitu mengintimidasi. Ada aura sangar yang menguar dari raut wajahn
ama Axel. Ternyata dugaannya benar. Bule gahar ini adalah anak almarhun Pierre De
ibu Axel, sebelumnya adalah pacar Texas sebelum menikah dengan Pierre. Rahasia ini hanya segelintir orang yang
dingin si bule. Garis wajahnya bagai pinang dibelah dua de
pernah beberapa kali bertemu dengan anak-anak Pierre, kala ia menemani Texas mengunjungi kakak angkatnya. Saat itu Pierre bel
epertinya niatnya memperdaya Pak Adjie agar bisa memperistri Raline, tidak akan terwujud. Putra Texas ini sudah menandai daerah teritorinya. Bersahabat dengan Texas, membuat Pak Riswan kha
kan begini. Yang mana dulu yang harus Raline jawab? Oh, sepertinya masalah
cemerlang yang tiba-tiba saja singgah di benaknya. Ayahnya
bukan? Nah, ini uangnya." Raline menepuk-n
yang mana? Saku celana atau s
aku jasnya untuk pembayaran dalam jumlah besar. Di saku celana, ia mengisi
guk takzim. Kalimatnya salah. Unt
alah tunjuk." Raline menepuk-ne
frustasi. Putrinya ini sedang kambuh onengnya
Mas Axel ini mem
-kata Raline. Ia juga mengganti kata gue dengan saya. Bagaimanapun tidak respeknya dirinya pa
g ini sebesar dua milyar, beserta bonus bunga dari saya ; calon mena
tu?" Diberi kejutan bertubi-tub
stri Heru. Kamu ini seorang mafia!" Bu Lidya bangkit dari sofa. Sekarang ia
dalam Alka--" Axel mendecakkan lid
Bagaimana ortu gue percaya kalo lo serius pengen nikahin gue,
ne." Axel ba
tu gue suka khilaf kalau membahas soal harta. Oke kakaknya Lily?" Raline mambal
elah kita nikah, lo bisa manggil gue
sabit kala ia tertawa. Sejurus kemudian Raline memandu kedua orang tuanya masuk ke ruang kelu
l. Ia mengingatkan Raline akan janji
riak seraya membuat gerakan mengunci
amat ya manggil itu mafia reseh
orang tuanya masuk ke dalam ruang keluarga. Akhirnya ia bebas jug
*
eritanya mafia itu ujug-ujug bisa m
ngguh, ia tidak mengerti bagaimana putrinya bisa berh
asa isyarat seraya menggeleng-gelengkan kepala. Sesu
ya dengan deheman. Ia tetap memegang teguh janjinya pada Axel, walau ia pusing melihat tingkah
u kenapa Line? Tenggorokanmu gatal?" Pak
mulutnya. Memberi kode kalau ia tidak bisa ber
?" Kali ini Bu Lidya yang mene
lagi. Raline tetap menggeleng. Melihat gelengan
begini?" Pak Adjie yang ikut putus
aramu mendidiknya sampai berperangai seper
. Itu artinya mendidiknya juga bukan tugasku seorang. Mengenai peranga
ginan kedua orang tuanya, walau terkadang keinginan mereka berdua bertentangan dengan hati nuraninya. Tetapi ia tetap menurut, agar kedua orang tuanya bahagia. Jikalau dalam menjalankan aksi
alian juga tahu semua itu bukan salahnya? Anak kalian toh tidak pernah minta dilahirkan?" Axel yang sebenarny
ketidakpuasan kalian. Kalian itu punya pilihan untuk mau, atau tidak mau punya anak. T
mampu menyuarakan isi hatinya. Apa yang dikatakan oleh Axel sebenarnya suda
n kedua orang tuanya yang selalu bertengkar dalam segala hal, dengan orang tua-orang tua teman-tema
ak-anak mereka menang ataupun kalah. Sementara kedua orangnya tidak pernah sekalipun memuji dirinya pada saat ia menang, apalagi
mang benar adanya. Mereka sadar, mereka memang salah. Tapi sebagai orang tua, wajar kalau me
rdua dengan Pak Riswan. Saya pastikan, mulai hari ini dan
h rivalnya dalam meraih cinta Heru dulu sekaligus adik perempuan Axel. Entah mengapa Raline jadi akrab dengan Lily akhir
edih, senang, kecewa ataupun bahagia, jogetin saja. Dengan begitu semua perasaan ha
a, Raline menundukkan tubuh seksinya sambil menggoyangkan bokongnya ke kiri satu
ng heboh sendirian. Tidak adik, tidak istri, ternyata keduanya doyan berjoget dangdut campur sari. Hidupnya tidak jauh-jauh dari
akan runtuh kalau kamu terus
ke kiri, seketika berdiri tegak. Mampus, ia
gan ortu gue udah kelar belum?" Demi menutupi rasa
an. Cepat sekali Axel meluluhkan hati kedua orang tuany
pesan. Gue bila