dia menjadi istrinya. Waktunya akan terbuang cuma-cuma kalau hanya untuk mengantarkan mantan pacar adik iparnya ini pulang. Maklum saja, gadis ini walau kelihatannya pinta
li apa tujuan kita m
utan yang ia bawa, tergagap. Axel tiba-tiba mengajukan pertanyaan padanya sete
lo kebanyakan bengong mantan
datangan gue." Axel mencoba memperpanjang kesabarannya. Menghadapi or
r Axel ini membingungkan. Kalau diam seperti orang bi
kan. Tapi dia juga calon istri lo. Lo harus mulai belajar sa
enyum lebar. Memamerkan barisan giginya yang putih dan rapi. Ia bahagia karena akan terbebas dari keharusan d
kepingin menembak kepala calon istri
a sekali tidak menyangka kalau tingkat keonengan Raline ini sudah sampai pada stadium akhir, ali
konsepnya, man
ama gue langsung apa susahnya sih?" Raline melotot. Raline memperhatikan sedari tadi Axel ini jarang sekali menyebut namanya. Cuma sekali sepertinya. Si
i. Mempertimbangkan apakah ia harus mengataka
h lupa lagi dengan nama lo. Gue memang
memang acapkali lupa dengan nama orang-orang ba
uda sudah pelupa akut. Bagaimana nanti kalau mereka berdua sudah menjadi kakek dan
g kenapa bisa lupa sih? Lo belum kakek-k
pa nama orang pake milih-milih dulu." Raline m
anya gue inget namanya. Nah elo? Gue kenal lo cuma dala
sabar telah sampai di titik nadir. Mantan pacar He
Masa namanya disetarakan dengan merek batere? Itu cuma nama depan tok. Pun Axel bisa lupa. Apalagi jika
... Line-nya. Mirip." Axel me
ang. Tidak pakai bubur putih Bubur merah lagi." Raline
apaan tadi?" Raline mengerutkan keningnya. Mencoba mengingat-ingat apa sa
tidak mau meladeni omongan yang tidak ada ujung pangkal Alkaline e
bokap nyokap lo. Lo cukup mingkem dan jangan mengeluarkan sepatah kata pun sebelum gue izinin." Axel mencar
membantah." Raline protes. Ia takut kalau Axel nanti menjelek-jelekkannya di depan kedua or
kin lo," sahut Axel enteng se
elek dari sononya,
pemanasan sebelum berkonfrotasi dengan kedua orang tua Raline, dan mungkin juga orang yang dipanggil Pak Riswan. Dirinya adalah type orang yang terlambat p
mata gue. Kalo lo kan bukan orang. Tapi mafia. Makanya bacot lo kagak ada saringannya," tukas Raline lesu. Ke
an mendapat reaksi sedih bin pasrah seperti ini dari Alkaline eh Raline. Per
Apa boleh buat. Berani berbuat harus berani bertanggung jawab. Ia sudah membuat Raline kecil h
enganggap gue tepat. Jadi di mata lo. Jadi gue ini cantik dong?" Ralin
aki-laki itu harus konsisten. Kalau sudah mengatakan
gue bilang lo itu cantik. Apabila ada orang lain yang mengatakannya, mereka bo
im. "Hanya lo yang boleh gue perca
u tubuhnya naik lagi sepertinya. Semoga saja Axel segera membayar hutang pa
ntagonisnya berubah lucu. Matanya yang sipit berubah seperti bulan sabit. Hilang su
xel? Marilyn itu ud
sampingnya ini tidak akan menginterupsi apapun yang dikatakannya. Ia yakin gadis ini akan diam saja, terkait apa y
h. Pertama, gadis ini tadi langsung protes kala ia perintahkan tidak boleh berbicara. Gadis ini takut kalau dirinya tidak bisa membela diri apabila diceritakan tidak dengan semestinya.
an kepercayaan mutlak atas kata-katanya. Oleh karenanya Axel sangat yakin kalau se
*
l hitam mewah yang terlihat parkir di halaman. Raline mengenalinya sebagai mobil Pak Riswan. Pak Riswan biasa berkunjung dengan mobil ini beserta supir dan dua orang bo
us bagaimana?" Sebelum turun Raline lebih dulu bertanya. Karena kalau sudah
entu saja. Satu hal yang harus lo ingat. Kalo gue
hal. Nama aki-aki rentenir itu Pak Riswan. Lo
nama orang? Kagak pantes amat lo menyanda
an menghapal nama orang. Paham lo?" Axel p
ang bisu ntar di dalem. Gue turun dulu. Mau buka pager." Rali
sah!" ba
erbang? Berubah jadi semut?" Raline lama-lama emo
stri gue, maka gue akan memperlakukan lo selayaknya seorang i
el sadar. Saat ini ia harus berperilaku baik. Bagaimanapun jeleknya prilaku kedua orang tua Raline, namun keduanya tetap akan menjadi calon mertuanya. Untuk
perlakukan sehormat ini sebagai seorang perempuan. Dipuji cantik, sering. Namun tujuan orang yang memujinya rata-rata busuk. Mereka merayunya karena
keuntungan darinya. Axel dingin namun menghargainya. Hal ini ya
mencintainya. Mereka menganggapnya adik dan bagian dar
bahwa istrinya akan ia hormati dan perlakukan selayaknya seorang ratu. Bukan babu. Bagaimana Raline tidak terharu