k yang selama ini ia anggap sebagai tangan kanan kepercayaannya, kini berdiri di hadapannya sebagai dalang di bal
rdengar serak, namun tegas. "Perusahaan itu aku bangun denga
us membangun kerajaanmu, sampai lupa melihat ular yang melingkar di sekitarmu." Dia melangkah mendekat, mengamati Axel yang terikat dengan tatapan puas. "Kau se
bersekongkol. Mereka telah membentuk jaringan internal yang solid, memanfaatkan celah dalam sistem keamanan perusahaan dan memanipulasi data keuang
do terindah bagiku. Kau sibuk dengan romansa masa lalumu, sementara kami sibuk menyiapkan makam un
a. Ia memang terlalu fokus pada masa lalu, terlalu merindukan sosok "Mentari Kecilnya", sehingga lengah terhadap bahaya yang meng
rupsi dan penyelewengan dana yang akan mereka jadikan bukti untuk menjatuhkan Axel di mata para pemegang saham. Mere
b," ujar Reno sambil menunjuk sebuah artikel berita online yang telah dirancang. "Da
eluar. Setiap langkah yang diambil Reno terasa begitu terencana, begitu sempurna. Namun, di balik kemarahannya,
ggalkan Axel sendirian dalam kegelapan dan keheningan yang mencekam. Ha
ndingnya terbuat dari beton kasar, dan hanya ada satu pintu besi kokoh yang tampaknya terkunci rapat
namun tidak terlalu kasar. Ini mengindikasikan bahwa penculik tidak ingin melukainya secara
nghadapi tekanan dan memecahkan masalah pelik. Situasi ini memang berbeda, jauh lebih berbahaya, namun
kursi yang tajam. Perih terasa, namun dia terus melakukannya dengan gigih. Otot-ototnya tegang, peluh membasahi dahinya. Butuh waktu
luar. Suara mesin, samar-samar percakapan, dan kadang-kadang suara tawa. Dari suara-suara itu, dia menduga lokasi
dia berhasil melepaskan satu tangannya. Rasa lega bercampur sakit menjalar di pergelangan tangannya yang memerah dan lecet. Namun, dia tid
gkan tubuhnya perlahan, mencoba mengembalikan aliran darah. Kebebantip kecil di bagian atas, namun terlalu tinggi untuk melihat keluar. Axel mencoba mendengarkan lagi. Sua
tor yang menggantung di sudut. Kabelnya menjuntai dari langit-langit. Mungkin ada
pada sebuah batang besi berkarat yang tergeletak di sudut ruangan. Itu mungkin bekas tiang
ri bagian yang paling rapuh. Dia tahu ini adalah usaha yang putus a
umpukan kotak-kotak kosong yang ada di sudut ruangan. Jantungnya berdebar kencang.
an di lantai dan melihat sekeliling. Dia tidak menyadari bahwa Axel sudah terl
ah kesem
ih, dia membanting batang besi yang dipegangnya ke arah belakang kepala pe
Udara dingin malam langsung menyapa wajahnya. Dia berada di sebuah gudang yang sangat besar, penuh dengan tumpuka
jagaan utama. Axel harus bergerak cepat dan tanpa suara. Dia mulai meny
in. Dia mencoba mencari pintu keluar, sebuah celah untuk melarikan diri. S
erbuka. Cahaya bulan samar-samar masuk dari celah itu, menandakan keb
capai pintu, sebuah suara
nti di
kan barang, senapan mereka teracung ke arahnya. Mereka pasti mendengar s
dara. Suara tembakan itu memecah kesunyian mal
rus bertarung. Dengan bekal latihan bela diri yang ia dapatkan selama bertahun-t
pecah berkeping-keping, membuat sebagian gudang kembali gelap. Momen kegelapan itu di
entang titik-titik lemah tubuh manusia. Dia menghindari pukulan, menangkis tendangan, dan membalas dengan serangan balik yang te
pukulan di kepala, ada yang meringis kesakitan karena tendangan di
lagi penjaga bermunculan, sebagian dari mereka membawa senjata api otomatis
bus celah itu, berlari sekuat tenaga menuju pintu gulir yang sedikit terbuka.
dirinya berada di luar, di sebuah area terbuka yang dikelilingi pagar tinggi.
buah mobil SUV hitam melaju kencang, menghalangi jalanny
ak Reno, suaranya dipenuhi amarah. "Kau
bil, senjata mereka teracung ke arah Ax
uang keras, tapi nasib seolah tidak berpihak padanya. Apa
eno, sebuah suara melengking memecah keheni
akan datang. Mereka pasti panik. Axel pun terkejut, siapa yang
Reno dan anak buahnya terpecah oleh kedatangan polisi, Axel berla
, "Tangkap dia! Jang
ih di bahunya. Sebuah peluru menyerempetnya, namun dia tidak ber
suara langkah kaki yang mendekat. Itu bukan langkah
datang untuk membantu
emberitahu polisi? Apakah ini jebakan lain? Namun, dia
rasa nyeri, darah mulai merembes dari luka goresan. Bebe
hnya mencoba melarikan diri. Baku tembak pun terjadi a
engah-engah. Dia berhasil lolos, setidaknya untuk saat ini. Tapi pertarungan belum berakhir.
anggil polisi? Apakah ini ada hubungannya dengan pencariannya terhadap "Men
tahu siapa di balik semua ini, menghancurkan jaringan pengkhianatan, dan menemukan gadis masa lalunya.