img Janda Rasa Melon  /  Bab 6 Janda | 13.64%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 6 Janda

Jumlah Kata:1573    |    Dirilis Pada: 27/07/2025

pukul delapan diantar Andri, sa

angunan tua berdinding kayu, atap seng plastik, dan pintu tipis dengan kait seadanya. S

sering memantulkan bayangan Vina ke dinding seng. Malam itu, seperti biasa, ia sedang menghitung uang untuk beli pu

ip istriku?' Se

an manusia di dinding belakang sedang mengintip. Posisi mereka memung

i Dayat, si Haikal dan si Daren

g lain-perasaan getir yang juga mendebarkan. Ia tahu seharusnya marah, tapi tubuhnya ju

pasti melihat tubuh istrinya lebih dari yang seharusnya, bahkan bisa jadi mereka mengintip sambil melakukan ritual lain. Dan anehny

i tubuhnya yang masih basah. Aroma sabun dan uap hangat dari kamar mandi masih

pelukan. Nafasnya berat, dadanya naik turun. Vina sempat terkejut, tapi tak melawan. Sebagai istri, ia hanya bisa mener

nyak hal sekaligus. Seolah ingin menghancurkan rasa cemburu, mendominasi dan hasrat

detik yang bahkan penisnya belum masuk ke vagina istrinya, ia sudah

ngit-langit kamar yang kosong. Tak ada amarah, tapi juga tak ada se

kotoran lagi, mending kalau memuaskan. Masa

aku Vin. Aku terlalu bernafsu dan terb

enutupi sebaian tubuhnya yang dingin, bukan karena uda

irannya tak bisa berhenti bekerja

ekanan benda hangat di perutnya. Juga... saat dia turun dari motor terlihat sesuatu yang menyembul j

dan keras banget, bed

erkulai. Menggigit bibir, menahan sesuatu yang tak bisa ia jelask

kirin dia? Gila... i

in cepat. Dada kirinya terasa hangat, sementara d

uan. Badannya masih kokoh, dan kalau lihat cara

wajah dengan

i... siapa yang gak bakal membandingkan ka

lah merapikan pakaian, dia berjalan pela

h, menatap kebun gelap yang hanya diterangi cahaya bulan sepenggal. Telinganya masih

buka. Berkali-kali. Helaan n

n makin parah!" bisikn

enggertakkan giginya. Bayangan dua sosok yang tadi mengintip istrinya terus menghantui pikiran

entara aku tak mampu bertahan lebih lama dari sekejap? Apa aku sudah menj

putar menebak-nebak sia

an ojek Vina saat berangkat dan pulang kerja. Mereka memang terkenal agak kurang a

dengan santai. Kadang numpang ngopi, kadang cuma main gitar di teras sambil ngobrol ngalor-ngidul. Mereka juga tahu kebiasaan

n-jang

ayap dari ulu hati ke tengkuknya. Angin malam makin

tu?" gumamnya lirih. "Atau... jangan-jangan dia s

i ia juga dihantui perasaan bahwa dirinya hanya seperti pagar... sementara tamannya terus diinca

akhluk hidup yang mengintai dari balik gelap. Tak ada suara selain desir angin dan decit langkahnya di atas ta

api setidaknya untuk menatap wajah mereka, memastikan mereka atau bukan yang tadi

i hanyalah keheningan. Lampu-lampu rumah mereka sudah padam. Tak ada

pundaknya-ketika matanya menangkap gerakan samar di ujung

n napas, menyempil di balik pohon jambu yang rimbun. Ia

cekatan menyelinap masuk lewat pintu samping yang hanya ditutup tirai bambu. Jantung

dak tanpa suara. Matanya tak berkedip, menatap warung yang kini menela

Dunia kampung yang dulu ia anggap tenang, ternyata penuh dengan racun dan kepalsuan. Dan

gnya sendiri. Ia menahan napas, tubuhnya menempel di dinding warung yang cat k

ingan. Tapi tak lama kemudian, nada itu berubah. Sahutan desahan tert

ng di bawah matahari. Ada bagian dari dirinya yang ingin segera pergi, berpur

dari lampu pijar, menciptakan suasana remang dan bayangan yang menggelisahkan. Dan saa

inya mengangkang. Sementara Andri, sang menantu berlutut di depannya dengan kepala bergerak-gerak, seperti

bagian tubuh Bu Susi yang ternyata sudah tak tertutup sehelai benang pun. Dan tubuh

hlak!" kecam Ryan dalam hati. Namun matanya tak bisa

*

lanjutnya terdapat adegan dewasa yang eksplisit, tanpa sensor yang memang diperun

ikan beberapa novel yang

ihan Mam

as Para

Menantu

Liar Ist

irahi Kampun

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY