pagi. Bara tidak bergerak dari kursinya di ruang ta
berdetak di lantai kayu. Dia
amu masi
. tim humasku bilang itu sudut pandang yang bagus. Menggambarkanku sebag
lasan itu terlalu rapi, ter
tu bukan parfumnya. Itu adalah parfum maskulin mahal yang tidak dia ken
a," katanya, sed
Dia mencoba terdengar hangat, untuk meredakan jarak yang tiba-tiba mun
ton orang asing, seseorang yang pernah dia kenal lama sekali. Dia ingin berteriak, menghadapiny
kata Isabella, suaranya
engatakan apa-apa. Dia tidak mencoba menghentikannya. Dia hanya duduk di sana, mendengar
ursi itu sampai matahari mulai terbit
rgetar. Itu
Darma, suaranya terdengar prihat
Dan aku mau menamb
Apa
hkan semua sahamnya
usahaannya. Itu segalanya. Hakim tidak akan p
i, utang budi. Baiklah. Mari kita selesaikan utangnya. Dia bisa mendapatkan kebebasannya,
n ketika alarm yang melengking da
tang dari ka
mping tempat tidur Haryati berkedip merah, nada datar dan terus-meneru
saat menekan 911. "Saya butuh ambulans.tihan yang dia ikuti bertahun-tahun lalu. Di sel
e pesan
ba lagi.
ng pria menjawab. Suara yang dia ke
nta S
anta, suaranya serak ka
a?" tuntut Bara,
gan ganggu dia," kata
saat itu, mendorongnya ke
l di telinganya. "Sambungkan aku padanya sek
ungan terputus. Bramanta
kembali, tetapi telepon
Haryati, pikirannya kacau. Isabella bersama pria i
san teks terakhir, j
pan Kita. Kalau kamu mau melihatnya untuk