tru terasa sesak di dada Aruna. Tatapan Dion dan Revan saling mengunci, baga
mencekam. "Kalian... saling kenal?" s
sedikit ke arah Aiden, seolah secara naluriah ingin melindun
an penuh penilaian, lalu berpindah pada Aruna. "Aku j
hati Aruna. Ia menatap keduanya secara bergantian-dua
a akhirnya. "Aiden nggak seharusnya ada di
bicara sama... mantan suami kamu ini." Nada suaranya menekankan
ikir aku bakal kasih anak itu
ya tajam. "Aku bukan o
sahnya!" b
gang. "Cukup!" serunya, membuat
Ia menatap mamanya, lalu dua pria di depannya. "Mama
ludah. "Dia.
bantah. "Baik. Kalau kamu nggak mau bicara di s
tong, "Kalau dia ik
gila. Hidupnya yang selama tiga tahun terakhir tena
n ia tahu itu bukan ide terbaik. Namun ia tidak bisa membia
nya. Aruna sengaja membiarkan pintu sedikit t
jan yang menetes di kaca. Revan duduk di sofa, bersanda
rasa seperti terdakwa yang
an berdua tahu, aku nggak mau ada pertengkaran di sini. Ka
kenapa kamu nggak pernah bilang soal Aide
? Aku bahkan nggak tahu siapa kamu waktu itu!
ernyit. "M
a mengendalikan diri. "Bukan urusan
una, kita baru sehari cerai waktu itu. Dan sekarang, tiga tahun kem
evan. "Jangan mimpi. Anak itu nggak puny
aku pernah jadi suaminya saat a
dapat Aiden?" suaranya bergetar, tapi matanya memancarkan amarah. "Aiden bukan
merayap d
lunak. "Aku nggak mau merebut dia darimu, Aruna. Aku cuma ma
. Aku nggak peduli dia anakku atau bukan, aku m
membuat hati A
us?" tanya
an Ibu mengatur segalanya. Aku pengecut. Tapi tiga tahu
gak tahu kenapa aku sampai di kamarmu. Tapi sekarang aku tahu, itu bukan
g anak sendirian. Melahirkan tanpa ada tangan yang menggenggam. Membangun hidup dari nol
i luar. Air mata yang sejak
amu mengambil keputusan sekarang. Tapi izinkan aku... mulai besok.
aku juga. Aku mau ada di sini, bantu kamu, ent
mau kalian ada di sini kalau cuma untuk saling
pelan. "Aku ak
m akhirnya berkata, "Baik. T
amu. Hujan sudah reda, tapi pikirannya masih badai. Di kamar, Aiden
alu yang pahit merusak masa depan putranya. Tapi ia juga
harus siap berd

GOOGLE PLAY