img Rahasia Aneh Para Suami  /  Bab 2 Rahasia Aneh - 2 | 20.00%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 2 Rahasia Aneh - 2

Jumlah Kata:1333    |    Dirilis Pada: 10/09/2025

serak, setiap kata terdorong keluar bersama

aku mau nggak mau dijo

at dari kami, duda dengan tiga anak yang sulung bahkan hampir se

ecil dengan dinding papan tembok sudah mengelupas catnya, aku duduk bersila di lantai, merangkul Fitri er

bilang, ini kesempatan. Katanya, makin lama makin susah dapat jodoh. Aku nggak pinter, R

rapuhnya posisi kami di mata orang yang bahkan harusnya jadi pelindung. Kami bukan didengar, tapi ditentukan.

u. Kamu bukan beban. Kamu sahabatku, kamu perempuan yang punya hak untuk

ahuku, tubuhnya berat, seperti semu

alam diriku. Aku takut jadi istri orang yang bahkan aku nggak

ti ingin menahan setiap serpihan

kamu aman, biar kamu bisa tetap sekolah, tetap jadi dirimu yang

n, bukan sekadar karena sedih, tapi di dalam pelukan itu ada bahasa yang hanya bisa dimengerti

ang sempit itu. Aku ingin bicara, ingin memberi janji, tapi di kampung kami, kat

ke kota, Rin,

i kerja kali, syu

ahan aja,"

ya mimpi, ya. Jangan biarin siapa pun bunuh itu semua. Simpan a

bahuku. "Terima kasih, Rin... kalau bukan k

satu bagian dari masa muda kami direbut, dan yang tertinggal hanya dua perempuan

tahari pagi memantul di kain tenda seadanya, tapi rasanya bukan panas yang membua

eadanya, senyum tipis dipaksa hadir di bibir yang sudah lelah menangis semalaman. Tangannya gemetar

tih, suaranya berat tapi tenang, seolah yang terjadi hanya s

kuketahui namanya terlihat bosan. Si bungsu yang cantik malah sempat menguap lebar, tidak paham betapa di

is haru, mengusap mata, mengucap syukur. "Alhamd

matanya bukan air mata bahagia, tapi luka yang diteteskan pelan-p

ang menatap mereka dengan senyum, seolah ini adalah akhir yang baik dari sebua

ng tajam dalam hidup kami? Seharusnya kami membicarakan masa depan pendidikan, merancang rencana setelah lulus nanti, bukan m

ur perlahan. Kakiku gemetar, napasku sesak. Aku tidak sanggup mengikutinya sampai tuntas. Aku melangkah keluar dar

ini bukan akhir bagi Fitri. Tapi langit diam. Dunia tetap berjalan, seolah pernikahan itu

itri tidak sedang memulai babak baru dalam hidupnya, ia sedang dipaksa m

ayan besar untuk ukuran kota kecamatan. Posturnya gagah, tinggi tegap, perangainya sopan, bahkan suka menyalami tetangga kalau lewat

etani biasa seperti ayah dan ibuku. Tapi entah mengapa, di kampung kami, anak perempuan, bisa tiba-tiba berubah fungsi -

arah jalan yang masih ramai orang pulang dan pergi ke resepsi dad

orang anak dijadikan

diri seorang perempuan di

ang, tapi pada hidup yang terlalu berat untuk ditanggung bersama

h murahan tentang gadis-gadis miskin di negeri ini, yang selal

pernah kamu bagi di bawah pohon dekat sekolah, barulah kamu sadar: klise itu bukan cerita - itu kenyat

menahan amarah yang sudah tak

a hanya membe

reka menjual masa d

diam, menyebutnya takdir, menyebutnya jala

adi saks dari sebuah pernikahan yang sebenarnya bukan pernikahan, mel

jalan kampung yang biasanya penuh tawa kini teras

tanya ingin punya toko kue, tentang rencananya menyusul kakak sepupunya

*

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY