img Rahasia Aneh Para Suami  /  Bab 3 Rahasia Aneh - 3 | 30.00%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 3 Rahasia Aneh - 3

Jumlah Kata:1216    |    Dirilis Pada: 10/09/2025

pun telah masuk kembali. Aku te

alan belakang, memutar lebih jauh, hanya supaya tidak harus melewati rumah Haji

ang sekolah bersamaku, sekarang mungkin sedang menyapu teras sa

ekampung, semuanya satu suara: Fitri baik-baik saja. Fitri sudah belajar mencintai suaminya. Fitri sudah me

ahu, itu s

tidak terlalu merasa bersalah. Cerita yang disulam dari rasa bersalah, ditutup rap

bisa tumbuh dari paksaan. Bahwa waktu akan mengubah rasa takut menjadi sayang, m

t generasi mereka pun menyerah pada jalan hidup yang sudah dig

empat bulan sudah a

wati gang belakang yang sepi. Bau masakan dari dapur rum

pakah Fitri sedang memasak

an karena bahagia, tapi kare

aku yang terlalu keras memegang kenangan kami, s

semua kemu

aku ingin dunia ini jujur: bahwa memaksa seseorang menikah

itu lahir dari kelelahan, dari kepasrahan, dari ajaran turun-te

Fitri, tapi untuk kekuatannya. Karena kalau bahagia sudah tak bisa ia pilih, semoga seti

ula ke warung Fitri?"

ningku mengernyit. "Ke w

arung Fitri aja, sekalian

Nama itu seperti stempel baru, merek yang ditempelkan ke hidup sahabatku - seperti menutupi

ang sudah lama tak kupijak. Rasanya seperti berjalan ke masa lalu yang tak ingin kuhadapi. Ini mungkin pertemua

etalase kaca, tersenyum ceria melayani pelanggan. Tubuhnya tampak lebih berisi, pipinya agak tembam, kul

A yang pulang sekolah sambil lari-lari kecil di jalan kampung, tapi

nya melebar, tangannya melambai seperti dulu, seo

ahku sebentar, yuk!" ajaknya seraya merapikan jilbabnya, se

alu terang. Terlalu cerah. Terlalu rapi untuk jadi nyata. Aku kenal Fitri. Aku tu

cil. "Ayo, Rin, sekalian ketemu anak-anakk

ca, tertawa sambil bercanda bahwa ia bisa akting menangis kapan pun dibayar. Tapi yang kulihat sekarang bukan akting menangis

mpat kuatur suaraku, kata-kata itu lolos, lirih, pa

nunduk, menatap lantai te

. Aku tahu matamu, aku tahu hatimu. Aku tahu mana senyum yang

ebuah topeng yang tiba-tiba kehilangan naskah. Matanya

sebentar. Dua gadis kecil yang dulu bergegas berangkat sekolah bersama, kini berdiri di dua

pnya kirih sambil tersenyum, matanya berbina

nggak bisa dusta. Aku dikasih warung ini sama suamiku, dia fokus dengan usaha penyerwaa

ng sudah diulang berkali-kali supaya terdengar meyakinkan. Bukan kalim

nyetujui cerita yang ia ciptakan. Tapi di balik sorot matanya yang berbinar, aku menan

u tetap tahu. Kebahagiaan yang ia tunjukkan bukan untuk Haji Atma. Bukan karena pernikah

gia yang tumbuh dari sesuatu yang bisa ia genggam, yang ia atur sendiri, yang m

a berdebat, apalagi merusak senyum

ambil menakar gula ke plastik bening, lalu menyelipkan beberapa

m buat Ibu kamu,

yang keluar dari mulutku. Aku hanya tersenyum tipis, mencoba mem

rang terasa seperti garis pemisah antara dua dunia. Dunia sebelum Fitri dijodohkan, dan du

*

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY