a yang Tak
ya yang kosong dari notifikasi. Sudah seminggu sejak malam itu. Seminggu sejak penga
lu berangkat kerja tanpa pamit. Sepanjang minggu, mereka hampir tidak bicara, kecuali soal logistik r
i belum dia jawab. Bukan karena dia tidak ingin bicara, tapi karena dia sendiri belum tahu harus mengatakan apa. Galvin tidak tahu ten
a. Bagaimana jika bayi ini anak Radit? Apakah lelaki itu akan tetap dingin dan jauh? Atau, bagaimana
ang lebih cepat dari biasanya. Jam
r hari ini?" tanyany
h istirahat," ja
k di kursi seberangnya. Ada jeda aneh dalam gerakannya, seperti
ngan," katanya akhirnya. "K
ngguk. "Kam
a sebentar. "Ku
u banyak kebingungan. "Harus" karena tanggung
sa tes DNA pas bayi lahir nanti. B
ya. Suaranya mulai bergetar. "Tapi k
akan p
Aku cuma nggak mau hidup di rumah yang penuh kemarahan dan keti
marinya mengetuk p
kalau saja kita ketemu di kondisi yang berbe
Radit bicara tentang 'jika saja'. Tentang k
ah sama aku?" ta
b Radit jujur. "Kita terlalu sibuk membenci tak
air matanya. Bukan karena gengsi, tapi karena tangis
yari cinta di luar, karena aku pikir
, di tengah semua kehancuran itu, dia merasa sedang duduk di depan seseorang
, ya. Sama-sama
. Meski retak, senyum itu adalah awal. Awal dari perjalanan
menyambut dua hati yang, meski penuh luka, masih mencoba berta
m Pe
rk