mah yang P
epon yang ia pegang sambil berdiri di balkon. Sinar matahari pagi me
ana, suara Ma
anya pucat. Tasya itu butuh asisten untuk mengurus rumah, ng
n mata. Ia mena
perlu ART juga nggak masalah. N
T dari rumah. Sekalian supir juga, bi
M
inggal terima beres. Punya istri tapi n
pon ditutu
hasia rumah tangga mereka yang palsu bisa terbongkar kapan saja. Mereka memang sengaja tidak menyewa ART atau supir aga
engenakan blus kerja dan mententeng lembaran. Wajahnya masih pucat,
sapa Rad
ab Tasya ta
kerja hari ini
katanya cepat. "Aku nggak bisa kasih celah buat dicurigai.".. "Aku bisa menghadap
ntang bagaimana tubuhnya butuh istirahat, tentang betapa egoisnya dunia kolongmerat y
gan yang biasa. Dan ini b
ek, bilang," ka
atap Radit dengan mata l
tah tadi
ena durian. U
n. Lalu menatap jam.
pesan mobil sendiri a
pingsan di k
ak akan
ketakutan yang tersamar rapi di balik riasan tipis dan pakaian profesional Tasy
e layar laptop, menga
dulu sebelum
di ka
emarin, dan kamu ngga
u l
ucap Radit dalam hati. Tapi lagi
lan ke dapur, menuang air putih ke gelas,
n lupa
lalu tersenyum
ya yang menjauh dengan perasaan yang tak bisa ia definisikan. Di balik kebisuan dan jarak yang selama ini memisa
m Pe
rk