lihan yang
menuangkan kopi ke dua cangkir, satu untuknya, satu lagi ia geser pel
k mereka berdua. Tidak ada tatapan sinis, tidak ada saling dia
uluh, ya?" tanya Tasya sambil
jadwal meeting hari ini. Nanti ki
ena keduanya masih menata ulang keberanian mereka untuk menghadapi keny
pur. Saluran pagi itu menayangkan iklan layanan masyarakat tentang kesehatan reproduksi, namun tak lama kemudian be
anan kehamilan yang belum siap.
enyum dengan latar klinik putih bers
uasana menjadi berbeda. Suara iklan itu menggantung di udara, seperti s
atu pun berbicara, tapi mata
pikir?" tanya Radit akhir
ggak tahu. Tapi... iklan itu mun
siap. Kita bahkan nggak tahu siapa ayahny
enar. Dan lebih dari itu, dia sendiri belum siap menjadi ibu, a
ini malah tumbuh di tengah kebencian. Di antara dua o
dangi cangkir kopinya, seolah berhar
ke dokter," lanjut Tasya.
anya?" potong Rad
a menyembunyikan keraguan. "Mungkin ini y
Hatinya ingin menolak gagasan itu, tapi pikirannya mengatakan itu mung
itu, nggak ada j
gangguk.
. Mobil-mobil bergerak seperti biasa. Kota tetap sibuk. Dunia tetap berputar,
berarti kita menyerah to
dari kursinya,
anya lirih. "Pernikahan ini... hidup kita... sem
"Tapi anak ini bel
ta, menahan air mat
makin hancur, kamu bisa janji nggak bakal nya
dia menunduk, karena di sen
m Pe
rk