leksi yang berkilau dan romantis. Aurelia berdiri di depan jendela kantornya, menatap tetes
nalisasi dekorasi personalisasi, dan ia tahu-Damian sengaja memili
aian bunga yang harum semerbak. Ia mengenakan jas abu-abu gelap, rambut tersisir rap
hatnya, senyum samar menghiasi waj
us cepat menyelesaikan ini. Aku masih ada jadwal
api aku ingin kau melihat ini lebih dekat. Aku ingin kau menilai, b
di di tengah keramaian butik. Ia menatap rangkaian bunga, mencoba tetap fokus, tapi Dam
gin semua ini sempurna. Tapi lebih dari itu... ak
tapi penuh perhatian-perhatian yang sengaja menimbulkan dilema batin. H
enyentuh tangannya sebentar, seakan tanpa sadar membuat dirinya terperangkap lagi. "Riel...
erasaannya, tapi profesionalismenya menuntut ia tetap tegar. "Tuan Alveric... ini...elia. "Aku tahu. Tapi terkadang, Riel... yang profe
membuat Aurelia merasa dekat sekaligus waspada. Ia sadar Damian sedang menguji batasnya-apakah ia akan
natap mereka dengan ekspresi penasaran. "Wah... kau dan Tuan Alveric terlihat dekat se
an hanya tersenyum samar, matanya menatap Aurelia, seakan
menatapnya dengan intensitas yang membuat Aurelia sulit mengalihkan pandangan. Setiap perhatian yang ia tunjukkan-meski
buru, sementara klien mulai memperhatikan chemistry yang terlihat begitu alami, bahkan di tengah profesionalisme. Semua itu menambah
p hujan yang masih turun. Damian berdiri di belakangnya, sediki
gai klien atau pria yang pernah menyakitimu. Aku di sini, k
: antara hati yang memanggil Damian dan profesionalisme yang menuntutnya menahan diri. Damian bukan hanya menguji keteg
pengaruhi hatinya. Itu akan memengaruhi semua orang di sekitarnya-staf, kli
lai permainan emosional yang lebih intens, dan ia tidak tahu a
Aurelia. Ia berdiri di dapur, menyiapkan teh hangat, mencoba menenangkan pikirannya yang
dering. Layar menam
sedang di dekat apartemenmu. Bolehkah aku masuk sebentar?
enjadi momen pribadi, dan ia tahu Damian sengaja menciptakan situasi ini. "Baik... t
jas hitamnya basah karena hujan ringan yang baru reda. Senyum samar menghia
pelan, matanya menyapu seluruh sosok Au
ingin membiarkan perasaan lama yang tersembunyi muncul, tapi sisi profesionalismenya
uk di sofa, lalu mengambil secangkir teh hangat dan meletakkannya di tangan Aurel
adar dari teh. Perhatian Damian, begitu lembut dan pribadi, membuat hatinya bergejol
rusnya terjadi," bisiknya pelan,
ku tahu, Riel. Tapi terkadang, yang salah menurut dunia, teras
ciptakan momen intim ini, menguji batasnya. Setiap gestur-senyum, tata
ia, Livia, datang tanpa sengaja, ingin mengembalikan dokumen yang
, menatap mereka dengan ekspresi k
yum samar, menatap Aurelia seolah mengatakan: Ini
merasakan tekanan baru. Sekarang bukan hanya hatinya yang berperang, tapi j
engan lembut. "Riel... kau tidak perlu takut. Ak
mbiarkan perhatian Damian menembus semua dinding yang ia bangun selama dua tahun. Tapi ia
tidak akan menyakitimu, Riel. Aku hanya ingin kau tah
Ia sadar, Damian telah menciptakan situasi yang memaksa dirinya menghadapi
ofesional atau perhatian biasa. Itu adalah badai emosional yang memaksa dirinya
kan semakin meningkat, tidak hanya antara mereka, tapi juga dengan oran
. kau tidak sendiri. Aku akan selalu berada di
inya kini benar-benar terseret dalam badai yang Damian ciptakan-bada
Étoile Weddings, menatap tumpukan dokumen, namun pikirannya entah kemana-Damian. Selama beberapa minggu ter
ta diri dengan sempurna, mengenakan blazer hitam elegan dan rok midi, mencoba menyibukkan diri
kantor. Sebentar saja. Aku ingi
hu Damian sengaja menciptakan momen pribadi di tengah
sebenta
putih dan jas biru tua. Tatapannya langsung menempel pada Aurelia, senyum
," katanya lembut. "Aku tahu kau lelah, j
p gesturnya-senyum, pandangan intens, bahkan cara ia mencondongkan
. Ia menatap Aurelia dengan intens, sesekali menyentuh tangannya untuk menunjukkan arah atau mene
rus profesional," bisikn
dang profesionalisme dan perasaan tidak bisa dipisahkan begitu saja,
Adrian, yang tampaknya curiga dengan kedekatan mereka, menatap dengan ekspresi t
arang orang lain mulai ikut campur secara langsung. Damian menatap Adrian, matanya ta
ciptakan ketegangan publik yang tak diinginkan Aurelia. Hatinya semakin ca
jangan biarkan orang lain menentukan bagaimana kau harus merasa. Ini
ghadapi perasaannya sendiri. Ia ingin lari, tapi juga ingin membiarkan dirinya terhanyut. Konflik emosionalnya semakin
ia dengan intens. "Riel... kau tidak sendiri. Aku akan selalu ada untukmu, meski or
ciptakan kini memuncak. Perhatian agresifnya, dilema batin Aurelia, dan campur
ungan, ketegangan, dan kerinduan yang membara. Ia sadar, permainan Damian bukan sekadar ujian emosional biasa. Ini adalah badai ya
a perhatian Damian yang intens, cemburu orang di sekita

GOOGLE PLAY