u dan meja kaca yang tertata rapi. Aurelia duduk di kursi, menatap dokumen-dokumen konsep pernikahan y
enembus, dan misterius. Ia mencoba menyangkal perasaan yang dulu pernah membekap hatinya
Layar menampilkan nama yang membuat j
a berbicara," ujarnya, m
ya tetap rendah, terdengar serius. "Aku ingin membahas konsep
agu, tapi ia tidak bisa menolak.
u bisa menyesuaikan jad
m dua siang," jawab Damian
api sepertinya takdir memang sengaja menempa
mian melangkah masuk, rapi dengan jas hitam klasik, rambutnya tersisir rapi ke belakang. Aura maskulin
nya dengan sopan, menahan denyut pa
s dengan nada dingin namun tidak menying
atinya waspada. "Silakan duduk. Aku sudah menyiapkan beber
enti pada satu konsep floral arrangement yang Aurelia desain khusus denga
n cukup baik," katanya pela
rasa kita harus fokus pada konsep, bukan komentar pribadi."
ihat begitu dingin padaku? Dua tahun lalu kau menatapku dengan mata penu
ang belum benar-benar sembuh. "Aku profesional. Aku di sini
a berubah sedikit lebih lembut, namun tetap tegas, "a
ku lebih dari baik. Aku bahkan... lebih kuat dari yang kau kira."
terlalu sibuk dengan dunia dan diriku sendiri sehingga aku... melupakanmu. Tapi kau..." Matanya berkaca-kaca sekejap, tapi
di hidupku lagi? Kenapa harus datang ke kantorku, m
aku ingin melihatmu... tanpa topeng itu. Aku ingin tahu, apa kau b
kebahagiaanku. Aku hidup untuk diriku sendiri sekarang. Jika kau
el... aku tidak di sini untuk menyakiti. Tapi
pernah rapuh kini saling berhadapan, menahan emosi yang belum pernah benar-
rakan. Tapi jangan bawa masalah pribadi ke sini. Ini bukan ruang untuk
nya melalui mata. "Baik," katanya akhirnya. "Aku akan fokus pada pekerjaan. Tapi Riel
udah. "Aku sudah
an. Aurelia tetap profesional, menjelaskan dengan rinci, tetapi setiap kata Damian menimbulkan getaran di hatinya. Kadang ada kome
rdiri, menyerahkan dokumen dengan sopan. "Terima k
uk yang tiba-tiba menyerang. "Terima kasih. Ak
hampir tidak terlihat, l
menarik napas panjang. Hatinya berdebar, tapi ia berbisi
kembali ke dalam hidupnya bukanlah kebetulan. Dan perang
Aurelia sibuk dengan klien, vendor, dan timnya yang tak pernah berhenti menunt
ri. Ia mencoba mengabaikannya, menyibukkan diri dengan pekerjaan, namun setiap kali ia menerima pesan singkat dari
epon Aurelia berdering. Lay
," sapanya profesional, mes
konsep bunga yang kau kirim. Ada satu hal yang ingin aku ubah, tapi aku tidak yakin cara menjel
a tahu ini lebih dari sekadar urusan profesional. "Ba
edikit gemetar saat menekan bel. Pintu terbuka, dan Damian menyambutnya denga
sudah menyiapkan semua k
Namun matanya tak bisa lepas dari Damian. Ada aura yang be
menunjuk dokumen, "aku ingin warna putih sedikit lebih domin
ritis. "Bisa diubah. Tapi aku harus menyesuaikan vendor, m
erhatian yang terselip di sana-perlahan namun nyata. "Aku senang
inya lebih dari yang ia mau akui. Ia mengalihkan pandangan ke dokumen. "Itu
iel... kau tahu, aku tidak pernah bilang ini sebelumnya. Tapi dua tahun ini... a
gin menetes. "Aku sudah bilang, Tuan Alveric. Aku baik-bai
ngin kau pura-pura baik-baik saja. Aku ingin melihatmu bahagia-dan
ur dalam-dalam. Ia ingin menatapnya, ingin menangis, ingin mengatakan segala hal
ya sedikit bergetar. "Tapi kita di sini untuk membahas
api kadang... kita tidak bisa memisahkan
s pada dokumen di depannya, menulis catatan perubahan bunga dan dek
kau tahu... aku tidak ingin mengganggumu. Aku hanya ingin berada di dekatmu, s
kemarahan karena masa lalu yang menyakitkan, ada luka yang bel
esahan napas. "Aku berusaha keras untuk tidak peduli lagi. Aku berusaha
u. Aku juga tidak ingin membuatmu kesulitan. Tapi aku tidak bi
yang dulu ia rindukan, perhatian yang pernah ia dambakan. Dan k
yang terdengar. Tidak ada yang berani melanjutkan percakapan emosional i
. aku harap kau tahu. Aku tidak datang untuk menyulitkanmu. Aku ha
a muncul. "Aku... aku mengerti. Tapi kita harus tetap profesio
dukkan kepala. "Baiklah. Prof
a, tapi juga ada harapan samar yang ia tidak ingin akui. Kehadiran Damian bukan lagi sekadar penging
mbali bukan hanya tentang pekerjaan. Itu adalah

GOOGLE PLAY