asi dekorasi untuk sebuah pernikahan besar, tetapi Aurelia berdiri di sudut ruangan, menatap setiap detail dengan pikiran ya
ketika melangkah mendekatinya di sela-sela per
kan Damian terasa seperti magnet yang menarik semua perasaan lamanyas bersentuhan. "Riel... hentikan berpura-pura. Aku tahu kau lelah,
dengan mata berkaca-kaca. "Tuan Alveric...
, muncul, memandang mereka dengan ekspresi cemburu yang jelas. "Riel... Damian..
ulai memanas. Damian tetap tenang, tersenyum tipis, matanya menatap Aurelia pe
h ruangan. Semua perhatian tertuju pada mereka. Aurelia merasa panas di pipi, hatinya bergejolak. Ia ingin
ngambil tangannya. "Riel... aku tidak peduli apa yang ora
ur perasaannya, tapi Damian berhasil menembus semua pertahanan itu. "Damian.
ap dengan pandangan penuh rasa ingin tahu. Seorang anggota keluarga klien ba
ndur, matanya tidak pernah lepas dari Aurelia. Ia semakin agresif menunjukkan cinta-tanga
rindu, marah, dan cinta yang tak bisa ia sembunyikan lagi. Ia hampir kehilan
n kau tahu-aku mencintaimu dan aku ingin kau juga tidak menolak perasaanmu send
ada lebih tegas, "Aurelia! Ini tidak pantas! Kit
a perlahan ke arah sudut ruangan yang lebih sepi, menjauh dari pandangan o
ngalir deras, hatinya terbuka sepenuhnya. "Damian... aku tidak tahu apa
a. "Riel... aku tahu. Aku juga merindukanmu setiap hari. Dan sekar
ikan mereka dengan penasaran. Namun Aurelia tidak peduli lagi. Semua perhatian Damian yang agresi
ukan hanya memulai badai emosional, tapi telah membawa mereka ke puncaknya. Perhatian, cinta,
mua perasaan lama, cinta yang terpendam, dan konflik publik tel
tangan di pipinya. "Riel... aku mencintaimu.
es, dan untuk pertama kalinya dalam dua tahun, ia menyerah se
s menutupinya. Setiap langkahnya terasa berat, dan setiap tatapan dari staf seakan menyoroti kejadian di aula kemarin. Damian sudah t
atu per satu, tapi rasanya semua mata ter
hat Riel dan Dami
. mereka terl
gan ini, lalu mendekat dan menyentuh punggungnya sebentar. "Riel... jangan de
gosip cepat menyebar ke seluruh lingkaran sosial Étoile Weddings. Aurelia merasa seperti berada di tengah
Riel, aku tahu ini bukan urusanmu, tapi aku pikir kau harus lebih berhati-hati. Ba
, Livia. Tapi ini... ini bukan tentang pekerjaan saja.
"Riel... kita tidak bisa membiarkan orang lain menentukan bagaima
aruhi dirinya, tapi juga seluruh lingkungan sekitarnya. Staf mulai berbicara lebih terbuka, beberapa klien me
kat, tetap menaruh perhatian, dan terus mendukung Aurelia, bahkan di depan orang lain. Ia menun
ebih penting daripada pandangan orang lain. Kita harus kuat bersama,
ar tekanan, tapi juga ujian yang memaksa mereka semakin dekat. Perhatian Damian yang konsisten, bahkan di tengah inte
i pemandangan kota yang mulai berkilau di bawah cahaya lampu senja.
n mulai, suaranya hangat. "Tapi lihatlah... kita bisa melewatinya
lik maupun intervensi orang lain-sebenarnya telah membuka jalan bagi hubungan mereka menjadi lebih kuat. Mereka belaja
ata penerimaan dan pengakuan: ia mulai menyerah pada perasaan sendiri, mulai menerima perhatian Da
tersenyum penuh keyakinan. "Riel... ini baru
dai, setiap tekanan, dan setiap perhatian Damian yang agresif bukanlah ancaman. Itu adalah peng
ya masih berputar pada Damian. Setelah badai emosional yang mereka alami, hubungan mereka mulai menemukan keseimbangan baru-lebih dekat, lebih p
elia dari awal, seolah ingin menjaga setiap momen. Di perjalanan, ia tidak berhenti memberikan perhatian-menawarkan jaket ketika hujan
ecil apapun, membuatnya merasa aman namun juga gemetar. Ia sadar, perasaan
aan dan dekorasi. Damian berdiri sangat dekat dengan Aurelia, sesekali menyandar
," bisik Damian, suaranya rendah tapi hang
atian itu, tapi profesionalismenya menahan langkahnya. "Damian... jangan...
h menenangkan sekaligus menegaskan kedekatan mereka. "Aku tahu, Riel. Tapi a
at lokasi terakhir. Duduk bersebelahan, Damian meraih tangan Aurelia di atas meja, menatap matanya
Tapi aku ingin kau tahu perasaanku-lebih dari sekadar kata-kata
pa Damian telah membuka hatinya kembali, membuatnya merasa
kebetulan lewat melihat mereka duduk begitu dekat, tangan mereka saling menggenggam.
ks, merasa panik. "Damian... mereka
gannya lagi, lebih mantap. "Riel... biarkan mereka me
n hangat, kata-kata yang tulus-membuatnya tak bisa mengabaikan perasaannya lagi. Ia menyadari bahwa cintanya kepa
ggam tangannya. Beberapa orang di sekitar masih memperhatikan mereka, namun Aurelia tidak lagi merasa
aku tahu dunia ini bisa menilai kita, tapi aku ingin kau tahu... aku menc
"Damian... aku... aku juga mencintaimu. Aku hanya.
.. kita akan melewati semua ini. Bersama. Tidak ada yang
an hanya secara emosional tapi juga fisik. Setiap perhatian Damian, setiap sentuhan, setiap kata lembut, telah membuka hatiny
isinya, ia siap menghadapi dunia, badai, dan pandangan orang lain-karena k

GOOGLE PLAY