ia kenakan tidak mampu menahan dingin yang merayap ke tulang. Malam itu, kota tampak berbeda-lampu neon yang berpendar di jalan raya membentuk bayangan-bayangan a
n. Isabella menggenggam tasnya lebih erat, menahan diri agar tidak terpeleset di trotoar yang li
i dekat mobil dengan raut wajah tidak sabar. "Maaf... aku sedikit terses
terlalu lambat. Tapi tidak apa, sekarang kit
keramaian. Kehidupannya selama ini sederhana; ia lebih banyak menghabiskan waktu di toko buku kecil milik kel
membuat Isabella merasa sesak. Ia menatap sekeliling, melihat orang-orang berpakaian glamor, meng
ah karena hujan, kurang tidur, atau minuman yang sengaja ditawarkan sahabatnya-ia sama sekali
baik-baik saja?"
s dalam-dalam, tapi dunia di sekelilingnya mulai berputar. Ia merasakan diriny
iabaikan. Isabella menoleh, dan pandangan mereka bertemu. Mata lelaki itu tajam, berwarna gel
abella, suaranya terdengar hampir tenggela
sedikit terulur. Isabella, dalam kondisi lemah dan setengah ma
ar. Angin membelai rambut basahnya, membuat ia tersentak. "
kirannya terasa kosong. Ia tidak men
Damar, bukan sekadar pebisnis kaya; ia adalah penguasa bawah tanah, pemimpin mafia yang kejam, yang nama dan wajahnya se
uatu yang lain-kepolosan, ketakutan, dan ketidakberdayaan yang jarang ia temui pada wanita dewasa. Sekali pandang, ia memutusk
tanya Rafael, setelah mereka masuk ke ruang tamu yang
n menemani sahabatku. Tapi aku tidak suka kian tersenyum tipis. "Kau ber
nduk, merasakan kehangatan yang aneh di dada-campuran
ak ada kesempatan untuk mundur. Salah paham, keadaan, dan mabuk yang membuat akalny
ng, dengan rasa sakit di tubuh dan kepala yang berat. Ingatannya samar-h
familiar namun mengancam. Rafael masuk tanpa menget
seperti yang kau pikirkan," kat
uaranya bergetar. Kata-kata itu terdengar asing bahkan bagi di
ak mengerti, bukan? Malam itu adalah kesalahan... tapi kesala
kan jantungnya berdebar
ta-kata. "Kau akan segera mengetahuinya," ka
erangkap dalam situasi yang sama sekali bukan keinginannya. Ia menyadari bahwa hidup
ya. Mereka terbang ke luar negeri, hidup sederhana, dan Isabella berjanji pada dirinya sendiri untuk melindungi l
sing-masing memiliki rasa ingin tahu yang besar-terutama tentang sosok ayah mereka, yang selama ini selalu menjadi miste
n seorang pria yang membuat darahnya beku. Rafael. Lelaki yang menghancurkan hidupnya
dan tekad-tekad untuk tidak membiarkan masa lalu menghancurkan anak-ana