g bolong yang mengentak kesadaran J
an sekarat dan rusak. Tidak benar-benar rusak, sebenarnya. Hanya saja catnya yang berwarna abu-abu sudah memudar dan hampir mengelupas, sebagian bingkai jendela berkisi enam yang berjajar di sepanjang muka teras agak gompal dan kacanya pudar, sementar
bahwa rumah ini pastilah tidak diwariskan untukny
kembali lipatan kertas di saku jaketnya dan mengh
g tergantung miring di dekat pintu ganda bercat hitam. Ini ru
lah alamat, sebab perjalanan menuju kemari tidaklah mudah. Dia harus naik kereta selama 12 jam dari Palmer hanya untuk mendapat ser
uka menusuk telinga, tetapi dia memilih abai selagi bersusah payah menyeret kopornya menyusuri halaman tak terawat yang basah karena s
u, Dave. Kau
pintunya terbuka, lalu sedikit menendang kopernya agar masuk ke lorong
pendapatku? Rumah ini se
ang kau kaya raya, Nak
baik, rupanya memiliki kesan klasik yang mahal. Penutup sofanya terbuat dari beludru yang dipadukan dengan r
Lantai kayu yang dipijaknya keras dan berbunyi ketukan mantap, sementara semua perabot yang diletakkan di sini terbuat dari kayu mahoni gelap dengan ukiran rumit; satu set meja tamu dan karpet berpola cerah, serta deretan rak berat yang berjajar bersam
, keterkeju
ngan jantung di tempat. "Suasananya terlalu suram untuk ditinggali seorang diri. Aku ragu bakalan ada koloni ha
membosankan." Terdengar Dave terkekeh di ujung sambungan. "Saat aku pertama kali datang kepada
adar membagi alamat tempat tinggalnya saja ibuku pelit. Kau kan notarisnya, kukira kau sudah tahu tentang hubungan rumit kake
dong. Dia sudah berbaik hati
a tengadah memperhatikan lampu gantung kristal di langit-langit ruang tengah yang tinggi. "Selama pria itu
anmu. Tugasku hanya mengantar surat-surat pen
kecil, kendil keramik, dan perhiasan-perhiasan etnis yang ditaruh dalam wadah bening. Berdasarkan penjelasan Dave, kakeknya dulu adalah seorang pengoleksi barang antik. Benda-benda seperti in
anya, sementara dia membuka satu per satu pintu
s kakekmu. Uh, beliau menuliskan dalam riwayatnya kalau kau mungkin b
kamar u
Dave terden
kan sebuah kamar yang cukup bagus, namun tidak begitu luas. Dindingnya dilapisi kertas bernuansa marun yang berbau sedikit apak.
ngmu menggunaka
enuruti perintah or
iat, ana
rang semua yang ada di rumah
de mendesak lagi, "Memangnya
bilang di suratnya kalau kamar ut
antas menyebutnya payah. Para manula tak
kurang ajar, sebab dia tahu orang lain tak memahami hidupnya yang selama ini serba kacau. Bahkan mendiang ibu dan kakeknya, yang selama pu
ma ada di lantai tiga, pintu sebel
ngkah Jade berderap di sepa
gi denganmu. Kita janjian lewat virtual meet
mendengar salam terakhir dari Dave se
ah ke lorongnya yang lebih gelap dan suram. Hanya ada tiga pintu yang dua di antaranya merupakan ruang kosong. Satu pintu lain berada di ujung, dekat dengan a
yang kakinya pendek dan melengkung. Karpetnya bundar berwarna emas, melapisi lantai kayu yang terlihat lebih mengilat daripada di luar tadi. Kemudian perabotan lain
ementara dia merentangkan tangannya di sepanjang kasur, mengusap seprainya
tak akan bisa tidur sebelum barang-barangnya dibawa naik. Maka
igantungi seprai putih untuk menutupi sesuatu yang berbentuk p
yang ada, mengapa hanya
otret lukisan kakeknya, atau keluarga kakek bersama anak-anak perempuannya. Kalau dugaannya benar, Jade tak kuasa melihat baga
menatap sebuah lukisan yang b
inggang. Warna kulitnya putih pucat, menyerupai mayat. Kalau saja tidak ada rona merah muda tersepuh di pipinya yang membuatnya kelihatan hidup. Barangkali ada sihir magis di kedua matanya yang sek
is ini memiliki kecantikan yang
arangkali karena pakaian yang dikenakan gadis itu merupakan sulaman bulu hitam elegan berkerah rendah, dipadu dengan kalung batu r
lu lampau, ciri-ciri fisiknya juga berbeda dari foto yang pernah Dave tunjukkan kepadanya. Semua anggota keluarga Jade memiliki rambut c
an mengamati lukisan, terbit per
impan lukisan gadis asi