img Jadikan Aku Budakmu, Nona  /  Bab 6 Gaun | 46.15%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 6 Gaun

Jumlah Kata:1720    |    Dirilis Pada: 29/09/2025

i?" Suara Cassie kental den

Kedatangan Cordelia yang tiba-tiba membuatnya tak sempat meng

an. Karena terlahir sebagai orang kaya, gadis ini memang selalu mendapatkan apa yang dia inginkan dengan mudah, tetapi di situasi sepe

ade. Kendati suaranya mantap, t

Penekanan Cassie membuat pipi Jade bersemu merah. "Kau memb

lengan Cassie dengan lembut, tetapi kekasihnya menepis

tahu. Cassie tidak bisa menjelaskan isi dalam benaknya, tetapi dia yakin orang ini punya alasan khusus berada di sin

pa langkah. Dia menohok Jade lagi, "Jade, aku bersumpah padamu. Kal

buat gadis itu menabrakkan punggungnya di dada Jade. Cassie yang berdiri di hadap

ta Cassie, terengah frustrasi

Cassie. Dan gadis ini

assie menyipitkan mata jijik. "Kau tahu

idak seperti ya

r baj

dalah korban.

uru. Dilumuri amarah, gadis itu mencengkeram kerah Jade dan berdesis murka di wajahnya, "Aku sudah menahan diri sejak dulu, tapi

ak mau mendenga

lu Cassie menampar pipi Jade sehing

seruan Jade di belakang. Dia menyambar koper kecilnya yang teronggok di atas meja ruang tamu, lalu keluar setelah menjeblak pintu utama de

Dalam waktu singkat, kekacauan yang merubungi sekitarnya mendadak saja lenyap. N

au tidak m

a berputar, memandangi Cordelia dengan lapisan

damu untuk menunggu

secara refleks memandangi tungkai Cordelia yang telanjang. Dia terlihat begitu p

delia terus keluyuran sambil mengenakan gaun tidur? Pemikiran itu sekonyong-konyong membuat Jade

is dan masuk kembali ke rumah, menyusuri tangga ke lantai tiga untuk mengambil ponsel, kali ini berniat menelepon polisi atau se

delia yang membuntutinya bertanya lagi, "Jadi, kenapa k

ling menghadap Cordelia.

a saja bila hubunganmu den

u apa-apa soal

ia kek

spresi itu tampak berbeda dari beberapa menit lalu, ketika Cordelia menangkap basah dirinya yang mencium Cassie. Jade membasuh

anya apa yang terjadi, tapi kau tidak mengejarnya. Itu

eadaan kacau ini disebabkan olehmu. Kau sudah merusak rencanaku dan membuatku melewatkan dua hari dengan sia-sia. Kau menceburkanku ke situas

tanda-tanda gentar atau waspada. Namun, gadis itu tetap bersikap angkuh. Mata kelamn

u?" Jade mengger

sebelum Jade sempat menyelanya. "Sampai aku mengingat kesel

erdengar egoi

di rumah ini, kau har

epala Cordelia

al secara cuma-cuma d

n dingin dan tanpa ampun. Jade tanpa sengaja menelan ludah gugup lantaran melihat ekspresi Cordelia yang keras, seolah-olah mata gadis itu bisa memancarkan sinar laser u

"Jadi aku tidak diperbolehkan

hadiah dariku. Aku keluar dari lukis

kita berdua, kau adalah pihak y

tatapan lama dengan seorang gadis asing yang pesonanya sungguh tidak sopan. Bohong bila mengatakan bahwa paras Cordelia

elukaimu agar kau bertekuk lutut di hadapanku. Tapi kedunguanmu yang tidak meny

adi pekat dengan kemuraman. "Sebenarnya aku tidak peduli dengan apa yang akan kau lakukan, tapi seti

erkata yakin dan tajam. "Darah yang kuisap tidak akan sampai membuatmu

usibah yang muncul bertubi-tubi membuatnya lelah fisik dan pikiran. Pemuda itu menarik napas dalam-dalam, lalu mengusap wajah dengan satu tan

ah

mpit yang menjadi akses ke ruang bawah tanah, menuruni tangga berikutnya yang melandai curam dengan hati-hati. Tempat ini gelap dan dingin. Jade bahkan hampir tidak

rtanya agak skeptis. Langkah mereka

buah kotak besar

ahan diri untuk bersin karena di dalam sini udaranya sungguh berdebu. Dia mengangkat kausnya menutupi hidung selagi mengikuti Cordeli

secara tidak wajar, sehingga bentuknya menjadi asimetris dan bisa diangkat dengan mudah. Jade merasakan tajamnya pecahan logam di bawah kakinya, sehingga

ka kotak ini?"

atang kemari, gemb

imana

lah yang Jade pikir sebelum dia sadar bahwa itu adalah setelan gaun kuno berwarna hitam, dengan potongan yang rendah di bagian dada beserta

ya adalah pakaian

lihat dari sini, sepertinya iya. Aku menemukan beber

corong yang elastis. Jade membutuhkan waktu sejenak untuk tersadar bahwa itu adalah semacam kera

ahangnya melongo. Kakeknya bahkan menyimpan p

n ini dulu milik nenekku." Namun dia tetap saja ragu. Rasanya

yakin. Dia memungut korset di bawah lantai dan m

utar menghadap belakang, lalu mengangkat gaun ti

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY